Manado – Anggota DPRD Sulut Paul Tirayoh menduga ada permainan pada pelayanan obat untuk pasien program Jamkesmas dan Jamkesda di apotek rumah-sakit. Tirayoh bahkan membeberkan hasil investigasnya di Apotek Kimia Farma Rumah-Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou, Manado, banyak pasien harus membeli resep obat jamkesmas ke apotek lain dengan alasan obat tidak tersedia.
“Saya menyaksikan sendiri, banyak pasien jamkesmas dan jamkesda saat memberikan resep obat tapi menurut petugas apotek yang tersedia hanya sebagian, sementara yang sebagian dicari di tempat lain. Padahal, setahu saya dalam kesepakatan apotek yang bersangkutan harus mencari obat yang tidak ada ke apotek lain bukan menyuruh membayar kepada pasien,” tukas Tirayoh saat hearing bersama Dinas Kesehatan bersama stake holder di bidang kesehatan se-Sulut, Selasa (7/8).
Sementara dugaan permainan resep obat di Apotek Kimia Farma di RSUP Kandou, menurutnya, dengan modus menolak beberapa jenis obat kemudian membuat salinan resep untuk digunakan membeli obat ke apotek lain. “Nah, ini saya menduga ada salinan resep diberikan kepada pasien, sementara yang resep pertama menjadi kajian dan dibayar Askes. Jika tidak teliti ini saya akan tuding kolusi dan perlu dipidanakan,” tegasnya.
Untuk itu Tirayoh menghimbau agar jika benar praktik ini terjadi maka segera dihentikan dan pihak rumah-sakit bersama PT Askes melakukan investigasi serta memberikan sanksi berat kepada oknum-oknum yang diduga melakukan tindakan yang merugikan pasien. (jerry)
Manado – Anggota DPRD Sulut Paul Tirayoh menduga ada permainan pada pelayanan obat untuk pasien program Jamkesmas dan Jamkesda di apotek rumah-sakit. Tirayoh bahkan membeberkan hasil investigasnya di Apotek Kimia Farma Rumah-Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou, Manado, banyak pasien harus membeli resep obat jamkesmas ke apotek lain dengan alasan obat tidak tersedia.
“Saya menyaksikan sendiri, banyak pasien jamkesmas dan jamkesda saat memberikan resep obat tapi menurut petugas apotek yang tersedia hanya sebagian, sementara yang sebagian dicari di tempat lain. Padahal, setahu saya dalam kesepakatan apotek yang bersangkutan harus mencari obat yang tidak ada ke apotek lain bukan menyuruh membayar kepada pasien,” tukas Tirayoh saat hearing bersama Dinas Kesehatan bersama stake holder di bidang kesehatan se-Sulut, Selasa (7/8).
Sementara dugaan permainan resep obat di Apotek Kimia Farma di RSUP Kandou, menurutnya, dengan modus menolak beberapa jenis obat kemudian membuat salinan resep untuk digunakan membeli obat ke apotek lain. “Nah, ini saya menduga ada salinan resep diberikan kepada pasien, sementara yang resep pertama menjadi kajian dan dibayar Askes. Jika tidak teliti ini saya akan tuding kolusi dan perlu dipidanakan,” tegasnya.
Untuk itu Tirayoh menghimbau agar jika benar praktik ini terjadi maka segera dihentikan dan pihak rumah-sakit bersama PT Askes melakukan investigasi serta memberikan sanksi berat kepada oknum-oknum yang diduga melakukan tindakan yang merugikan pasien. (jerry)