Manado, BeritaManado.com — Pandemi COVID-19 di Sulawesi Utara (Sulut) terus bertambah dan kini mencapai 3.012 kasus.
Hal ini sesuai rilis Kementerian Kesehatan RI, Selasa (11/8/2020) hari ini, dengan perincian sembuh 1.689 (+51) dan meninggal dunia 143 (+3).
Gadis cantik asal Tondano, Yohana Tumengkol, kepada BeritaManado.com menanggapi perkembangan pandemi.
Ia sangat menyayangkan adaya pandangan skeptis yang berkembang di tengah masyarakat.
“Sebagai masyarakat tentunya, kita harus lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak dalam menanggapi pandemi ini. Karena masih banyak yang acuh tak acuh mengenai pandemi ini, bahkan tidak percaya dengan situasi saat ini.,” ujar gadis kelahiran Tomohon, 3 November 1996.
Lanjutnya, bukan saling menyalahkan, tapi harus bekerjasama.
“Kita harus mengingat bahwa pandemi ini bukan hal yang mudah untuk kita lalui. Kita lihat saja para tenaga medis sangat kewalahan menangangi banyaknya pasien yang ada setiap hari, bahkan bermunculan pasien baru dengan gejala COVID-19 ini,” ujar Hanna, sapaan akrabnya.
Tambahnya, pasienpun bukan hanya dari msyarakat biasa saja, tetapi dari tenaga medis ada juga yang menjadi pasien.
“Jadi seharusnya kita bisa melihat kenyataan yang ada dan berpikir secara dewasa,” kata Alumni Teologia UKIT ini.
Dalam sisi pemerintahan, Ia mengatakan, perekonomian juga sangat berpengaruh.
“Kita lihat bersama bahkan merasakan perekonomian yang menurun drastis. Banyak juga karyawan yang kena PHK,” uajar anak ke-2 dari pasangan Meitty Tumurang dan Jonny Paul Tumengkol.
Ia juga mengatakan, masyarakat di pedalaman yang berkekurangan semakin kurang tersentuh.
“Sangat dibutuhkan tangan-tangan dari generasi milenial untuk memberikan bantuan baik dalam betuk fisik, jasmani dan rohani. Ayo generasi milenial kita maknai arti dari si tou timou tumou tou,” tandas gadis yang hobi membaca buku ini.