Bitung, BeritaManado.com – Aksi blokade jalan kembali dilakukan warga Kelurahan Pinasungkulan Kecamatan Ranowulu. Aksi itu sudah dilakukan dalam beberapa hari ini, termasuk, Rabu (18/10/2023).
Menurut warga, aksi itu terpaksa dilakukan karena janji-janji baik dari perwakilan PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya (MSM/TTN) serta pemerintah tak pernah tuntas direalisasikan.
“Selama ini kami hanya menerima janji dan janji. Setiap kami menyampaikan tuntutan, selalu dijawab dengan janji yang tidak pernah tuntas direalisasikan,” kata salah satu warga Kelurahan Pinasungkulan Lingkungan I, Jein Lalamanti.
Salah satu contoh kata Jein, rumahnya yang terancam ambruk akibat blasting hanya sebatas ditinjau dan dijanjikan akan segera dilakukan perbaikan.
“Tapi sampai sekarang tidak. Lihat saja sendiri, rumah bagian belakang hanya dibiarkan begitu karena lantai dan tembok sudah retak. Akibatnya setiap ada blasting, kami was-was jangan sampai ambruk,” katanya.
Ketidaknyamanan itu, telah disampaikan berulang-ulang ke perwakilan PT MSM/TTN dan pemerintah, tapi tak pernah ada realisasi perbaikan. Dan Jein bersama warga lain yang rumahnya mengalami kerusakan akibat getaran blasting, sudah lelah berargumen dengan perwakilan PT MSM/TTN agar janji perbaikan direalisasikan.
“Padahal rumah saya di depan jalan yang setiap hari dilewati para karyawan PT MSM/TTN, masak mereka tidak melihatnya,” katanya.
Warga lainnya, Telma Tengker menambahkan, aksi blokade jalan yang dilakukan dalam beberapa hari ini sebagai bentuk kekecewaan warga dengan janji-janji yang disampaikan perusahaan tambang emas ini.
Berbagai bantuan yang dijanjikan tidak pernah tuntas dan tidak konsisten. Seperti bantuan dampak blasting yang sebelumnya sebesar Rp400 ribu per rumah setiap bulan, kini turun menjadi Rp300 ribu.
“Katanya hingga Agustus 2023, semua tuntutan warga akan direalisasikan. Tapi ini sudah Oktober dan belum ada tanda-tanda tuntutan kami akan direalisasikan,” kata Telma.
Belum lagi isu relokasi yang menurut Telma, masih simpang siur karena tidak ada informasi jelas dari PT MSM/TTN dan pemerintah. Akibatnya, banyak informasi yang membuat warga bingung dan panik.
“Kalau ditanya apakah kami masih nyaman tinggal di sini semenjak aktivitas PT MSM/TTN, terus terang tidak. Tapi, kami akan dikemanan dan berapa ganti rugi yang akan kami dapatkan yang masih simpang siur hingga kini. Ini yang membuat kami muak,” katanya.
Aksi pemblokiran jalan ini menurut Telma, akan terus dilakukan sampai semua tuntutan dipenuhi perusahaan. Dan aksi itu dilakukan di dua lokasi, yakni saat pagi hari, warga memblokir jalan di pertigaan Batuputih-Pinasungkulan dan siang di Lorong Dodol Kelurahan Pinasungkulan.
Akibat aksi ini, dalam beberapa hari, puluhan karyawan dan kendaraan MSM/TTN tidak bisa masuk ke area perusahaan, mengingat jalan Kelurahan Pinasungkulan menjadi salah satu akses dari wilayah Kota Bitung.
(abinenobm)