Tompaso – Pemerhati sekaligus praktisi budaya daerah Minahasa Irjen Pol (Purn) Benny J Mamoto melakukan langkah-langkah untuk mempercepat penyusunan sembilan kamus bahasa daerah di Minahasa.
Hal itu ditandai dengan Penandatanganan MoU dengan tiga universitas terkenal di dalam dan luar Sulut.
Tiga perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Indonesia, Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Negeri Manado.
Menurutnya kamus bahasa yang sudah dicetak yaitu Pasan, Tonsawang, Bantik dan Tontemboan. Sementara untuk kamus lainnya ada yang sudah siap dicetak, namun ada juga yang sedang dalam tahap penulisan.
Kepada sejumlah wartawan, Mamoto mengungkapkan harapan sekaligus rasa optimisnya, bahwa rencana tersebut akan berhasil terwujud. Hal itu dilakukannya dalam rangka mempermudah proses penelitian dan kajian sejarah budaya Minahasa itu sendiri.
“Melalui kerja sama ini, tentu diharapkan bahwa impian dan cita-cita besar ini dapat diupayakn secara bersama-sama pula oleh seluruh komponen masyarakat yang ada, sudah termasuk di dalamnya para pemerihati serta praktisi sejarah dan budaya daerah,” ungkapnya.
Ditambahkannya, bahwa penyusunan kamus sembilan bahasa daerah tersebut akan diupayakan secepatnya tuntas. Baru kemudian upaya pelestarian bahasa daerah akan diperluas dengan pembuatan aplikasi kamus untuk smarphone dan lain sebagainya. (frangkiwullur)
Tompaso – Pemerhati sekaligus praktisi budaya daerah Minahasa Irjen Pol (Purn) Benny J Mamoto melakukan langkah-langkah untuk mempercepat penyusunan sembilan kamus bahasa daerah di Minahasa.
Hal itu ditandai dengan Penandatanganan MoU dengan tiga universitas terkenal di dalam dan luar Sulut.
Tiga perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Indonesia, Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Negeri Manado.
Menurutnya kamus bahasa yang sudah dicetak yaitu Pasan, Tonsawang, Bantik dan Tontemboan. Sementara untuk kamus lainnya ada yang sudah siap dicetak, namun ada juga yang sedang dalam tahap penulisan.
Kepada sejumlah wartawan, Mamoto mengungkapkan harapan sekaligus rasa optimisnya, bahwa rencana tersebut akan berhasil terwujud. Hal itu dilakukannya dalam rangka mempermudah proses penelitian dan kajian sejarah budaya Minahasa itu sendiri.
“Melalui kerja sama ini, tentu diharapkan bahwa impian dan cita-cita besar ini dapat diupayakn secara bersama-sama pula oleh seluruh komponen masyarakat yang ada, sudah termasuk di dalamnya para pemerihati serta praktisi sejarah dan budaya daerah,” ungkapnya.
Ditambahkannya, bahwa penyusunan kamus sembilan bahasa daerah tersebut akan diupayakan secepatnya tuntas. Baru kemudian upaya pelestarian bahasa daerah akan diperluas dengan pembuatan aplikasi kamus untuk smarphone dan lain sebagainya. (frangkiwullur)