Amurang, BeritaManado — Perhatian pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani ternyata belum sepenuhnya dilakukan.
Dari penelusuran BeritaManado.com, mendapati adanya bangunan bendungan di Desa Karowa Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) yang sudah rusak sejak tahun 2014 karena diterjang banjir, sampai saat ini belum diperbaiki.
“Irigasi ini sudah rusak sejak tahun 2014 dan sampai saat ini tidak ada lagi air yang mengalir. Sampai saat ini, sejak rusak masyarakat belum pernah merasakan bantuan,” kata Anes Semuruk, seorang perangkat Desa Karowa, beberapa waktu lalu.
Kami berharap pemerintah segera membangun bendungan ini, karena petani di Desa Karowa sangat bergantung dari sawah yang ada sekitar 400 Hektare lebih.
“Kami para petani sudah pernah melaksanakan swadaya untuk memperbaiki bendungan ini. Petani mengumpulkan uang untuk sewa alat, namun belum sempat masuk air sudah rusak lagi. Jadi sudah banyak masyarakat punya kerugian, kami sangat berharap pemerintah dapat memperbaiki bendungan ini,” kata Anes Semuruk.
Seorang petani yang memiliki lahan sawah yang cukup besar di Desa Karowa yang berhasil dijumpai BeritaManado.com mengatakan bahwa pemerintah membantu petani hanya setengah hati.
“Di Desa Karowa ada sekitar 400 Hektar lahan padi sawah dan sekitar 25 Hektar Kolam Ikan. Jika padi sawah dalam 1 Hektar bisa menghasilkan 9 juta rupiah per 4 bulan. Dan kolam ikan 30 juta rupiah per 4 bulan. Maka dalam setahun warga merugi 13 Milyar lebih,” tutur Sami KaroKaro.
Tidak adanya bantuan pemerintah sampai saat ini, membuat warga masyarakat Desa Karowa mengalami kesulitan untuk membayar biaya pendidikan anak, membayar pajak dan sejumlah kewajiban lainnya.
(TamuraWatung)
Amurang, BeritaManado — Perhatian pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani ternyata belum sepenuhnya dilakukan.
Dari penelusuran BeritaManado.com, mendapati adanya bangunan bendungan di Desa Karowa Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) yang sudah rusak sejak tahun 2014 karena diterjang banjir, sampai saat ini belum diperbaiki.
“Irigasi ini sudah rusak sejak tahun 2014 dan sampai saat ini tidak ada lagi air yang mengalir. Sampai saat ini, sejak rusak masyarakat belum pernah merasakan bantuan,” kata Anes Semuruk, seorang perangkat Desa Karowa, beberapa waktu lalu.
Kami berharap pemerintah segera membangun bendungan ini, karena petani di Desa Karowa sangat bergantung dari sawah yang ada sekitar 400 Hektare lebih.
“Kami para petani sudah pernah melaksanakan swadaya untuk memperbaiki bendungan ini. Petani mengumpulkan uang untuk sewa alat, namun belum sempat masuk air sudah rusak lagi. Jadi sudah banyak masyarakat punya kerugian, kami sangat berharap pemerintah dapat memperbaiki bendungan ini,” kata Anes Semuruk.
Seorang petani yang memiliki lahan sawah yang cukup besar di Desa Karowa yang berhasil dijumpai BeritaManado.com mengatakan bahwa pemerintah membantu petani hanya setengah hati.
“Di Desa Karowa ada sekitar 400 Hektar lahan padi sawah dan sekitar 25 Hektar Kolam Ikan. Jika padi sawah dalam 1 Hektar bisa menghasilkan 9 juta rupiah per 4 bulan. Dan kolam ikan 30 juta rupiah per 4 bulan. Maka dalam setahun warga merugi 13 Milyar lebih,” tutur Sami KaroKaro.
Tidak adanya bantuan pemerintah sampai saat ini, membuat warga masyarakat Desa Karowa mengalami kesulitan untuk membayar biaya pendidikan anak, membayar pajak dan sejumlah kewajiban lainnya.
(TamuraWatung)