Sangihe, BeritaManado.com-Warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Tahuna meninggal dunia, JS (74) warga Kelurahan Dumuhung Kecamatan Tahuna Timur, dikabarkan meninggal seusai ibadah Minggu pagi di Lapas Tahuna, Minggu (14/7/2019) pagi.
Kepala Lapas Kelas II Tahuna Alfonsus Wisnu Ardianto membenarkan terkait meninggal warga binaanya, bahwa pada saat kejadian dirinya tidak berada ditempat karena ada urusan keluarga, tetapi pada saat itu dia menuggaskan pelaksana harian untuk mengganti tugasnya. Menurutnya, JS meninggal dunia diduga terkena serangan jantung.
“Saat kejadian memang saya tidak berada di Lapas karena ada urusan keluarga, jadi sudah ada pelaksana harian. Memang benar JS merupakan warga binaan di Lapas Tahuna, yang belum lama menjalani masa hukumannya,” kata Wisnu kepada sejumlah wartawan, Senin (15/7/2019).
Dia menjelaskan, pada saat itu sakit JS kambuh, dan teman sekamarnya melaporkan, bahwa JS pusing. Sehingg petugas melaporkan JS akan dibawah ke Rumah Sakit (RS). Pada saat itu Dokter berupaya untuk mengobati JS, dan ternyata dia sudah meninggal.
“Ternyata yang bersangkutan sakitnya kambuh, kemudian petugas melaporkan kepada saya untuk membawah JS ke Rumah Sakit. Nah saat tiba di RS kondisinya sudah meninggal. Menurut dokter yang pada saat itu sedang bertugas bahwa dia terkena serangan jantung,” terangnya.
Ditanya terkait gejala sakit yang mengakibatkan JS meninggal Wisnu mengungkapkan, tidak ada gejala atau tanda-tanda. Karena, JS ini dilihat keseharianya sangat aktif mengikuti kegiatan di Lapas.
“Untuk gejala sakit itu tidak ada. Kerna JS sangat aktif dan sering mengikuti kegiatan pembinaan, baik kegiatan baca tulis, kegiatan rohani. Jadi memang kami tidak menyangka,” tutur Wisnu.
Sedangkan terkait dengan saudara dari JS pada pagi itu seusai badah akan berkunjung dan tidak diijinkan oleh petugas dikemukakanya, perlu diketahui bahwa waktu berkunjung itu dari hari Senin sampai Sabtu. Khusus hari Minggu tidak ada kunjungan, kemungkinan isu ini keliru.
“Jadi sebenarnya, untuk hari minggu bukan merupakan hari kunjungan, untuk hari kunjungan sudah di tetapkan dan ada SOPnya, yaitu Senin sampai Sabtu. Tentunya, bila ada warga binaan yang sakit keluarga akan dihubungi, buktinya saat JS dibawah ke RS keluarganya dihubungi dan sama-sama pergi ke RS,” ungkap Wisnu.
Sementara untuk petugas medis yang melayani para warga binaan ditambahkanya, memang di Lapas Tahuna kekurangan tenaga medis. Yang ada hanya satu orang perawat bukan tenaga medis, dan pada saat kejadian perawat tersebut sedang mengambil cuti. Karena sedang melahirkan.
“Di lapas tahuna memang sampai saat ini hanya ada satu orang petugas perawat. Itu hanya paramedis bukan medis, jadi penindakan penanganan jika ada yang sakit itu sangat terbatas. Dan kebetulan paramedis saat itu tidak masuk sedang dalam cuti melahirkan. Paramedis ini juga hanya selama enam hari yakni Senin hingga Sabtu saja,” tandasnya.
(Christ)