Manado, BeritaManado.com — Barisan Masyarakat Adat Sulawesi utara (BARMAS) melakukan peninjauan langsung kondisi jalan utama Likupang-Bitung yang ambruk di Desa Tinerungan yang berdampak pada aktivitas masyarakat pengguna akses jalan tersebut.
Informasi tersebut dibenarkan Sekretgaris BARMAS Sulut Fernando FX Melo SE kepada BeritaManado.com, Kamis (6/1/2022) kemarin.
Ketua BARMAS DPD Sulut Tonaas Defly Brando Lengkey SS didampingi Sekretaris Sulut Fernando FX Melo SE bersama sejumlah Kepala Bidang mengungkapkan bahwa hasil pantauan di lapangan didapati ada akses jalan baru yang berada tepat di dekat lokasi pertambangan PT MSM/TTN.
Menurut informasi, jalan baru tersebut dikerjakan oleh PT MSM/TTN yang masih bersifat sementara sehingga masih berpotensi menimbulkan kecelakaan.
“Kami melihat sudah di siapkan akses jalan baru yang menurut kami belum layak, sebab sangat berpotensi terjadi kecelakaan terutama bagi kendaraan roda dua yang melintas di wilayah tersebut, apalagi di musim penghujan saat ini,” ungkap Tonaas Lengkey.
Lanjutnya lagi, menurut informasi yang di terima dari masyarakat, sebelum peristiwa bencana longsor, ternyata kondisi jalan sudah retak sehingga, ketika diguyur hujan dengan intensitas tinggi, maka pasti akan mengakibatkan longsor.
“Kami kemudian mempertanyakan hal ini ke perusahaan tambang yang beraktifitas di area tersebut, sebab aspal atau jalan sudah retak sejak sebelum terjadi Longsor pada tanggal 2 Januari 2022. Hal ini tentu saja menjadi catatan bahwa dalam sebuah pertambangan yang berskala besar sering melakukan blasting atau Kegiatan memasukan bahan peledak ke lubang tanah untuk menghancurkan bebatuan dan hal tersebut sering kali di keluhkan oleh masyarakat sekitar bahwa ketika blasting dilakukan, maka rumah warga itu bergetar,” jelas Tonaas Lengkey.
Menurutnya, akibat dari longsornya akses jalan nasional tersebut, perlu dilakukan penelusuran yang mendalam apa penyebab utamanya, apakah murni disebabkan oleh alam atau oleh tangan manusia sendiri sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab atas hal ini.
“Jadi diketahui saat ini, PT MSM dan TTN yang kemudian membantu pemerintah untuk melakukan perbaikan, tetapi apakah ini akibat dari blasting yang dilakukan oleh manusia dalam hal ini PT MSM atau murni disebabkan oleh alam, ini perlu di usut tuntas. Sebab jika benar ini akibat dari kegiatan blasting, maka perusahaan yang beroperasi di area tersebut sudah sewajarnya bertanggung jawab dan perlu dievaluasi,” tegas Tonaas Lengkey.
Terpisah, External Relation PT MSM/TTN Hery Rumondor saat dikonfirmasi mengungkapkan dimana pihak PT MSM/TTN saat ini memang sedang fokus pada penanganan akses jalan agar tidak menghambat aktifitas masyarakat.
“Akses jalan dimaksud adalah pengalihan jalan ke area yang sudah di bebaskan oleh PT TTN yang letaknya tidak jauh dari jalan utama yang terputus,” ungkap Rumondor.
Sementara itu, sekretaris BARMAS DPD Sulut Fernando FX Melo SE turut memberikan apresiasi atas kesigapan PT MSM dan TTN yang memberikan respon positif pada peristiwa tersebut sembari meminta masyarakat yang menggunakan akses tersebut tetap waspada dan berhati-hati.
“Kami BARMAS DPD Sulut mengapresiasi PT MSM atas respon terhadap peristiwa longsor ini dan kepada masyarakat kami harapkan tetap berhati-hati melintas di area tersebut,” imbuhnya.
(***/Frangki Wullur)