Samsat Manado sarat pungli. (foto beritamanado)
MANADO—Praktik pungli di Samsat Manado menjadi pembicaraan umum warga Sulawesi Utara. Khususnya yang mengurus STNK, pajak kendaraan roda dua dan empat. Lebih miris lagi, setiap pembuatan dan pembayaran pajak harus dibayar doubel. Menariknya, pembayaran terang-terang dan dilihat banyak orang. Tetapi, ada juga yang diberikan map supaya disimpan dalam map dan kemudian dikembalikan.
Dari penulusuran beritamanado, pekan ini ternyata praktik seperti ini sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, setiap loket yang ada di Samsat Manado lakukan pungli. Sejatinya, kalau tak ada teman atau kenalan di Samsat Manado, pasti tak dilayani. Kalaupun dilayani, pasti berlipat ganda.
‘’Saya kaget dengan cara-cara para petugas di Samsat Manado. Bahkan, ada terpampang di baliho…masih pungli……capek dechh. Bahkan, ada juga dalam bentuk Pemberitahuan Kepada Wajib Pajak…..untuk transaksi pembayaran harap dilakukan di loket bank. Dan setelah menerima bukti pelunasan segera menuju loket pencetakan notice pajak. Yang selanjutnya dapat diterima pada loket penyerahan pada hari ini juga,’’ kata Andries Pattyranie, warga Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang-Minahasa Selatan.
Lebih miris lagi, kata Pattyranie bahwa loket bank pun hanya formalitas. Sebab, ternyata pembayaran pajak ditentukan oleh petugas. Petugas, ada anggota polisi, PNS dan petugas Jasa Raharja sendiri. Bahkan, tukang suru/kebersihan di Samsat Manado pun ikut berperan.
‘’Saya jadi korban. Saat membayar pajak pun sudah digunakan Perda No 7 tahun 2011. Harusnya, Perda tersebut sebelum dilakukan disosialisasiakan lebih dulu. Otomatis, warga yang juga pemilik kendaraan bingung. Kalau pun dibayar sebelum jatuh tempo, tak masalah. Namun, bila dilakukan pembayaran sudah lewat 14 hari sudah dikenai denda berlapis-lapis,’’ sebutnya lagi.
Ditambahkannya, cukup saja saya yang jadi korban. Kalau warga lainnya harus lebih jeli. Tetapi, harus mendapat teman atau kenalan supaya tak terjadi pungli. ‘’Namun demikian, Gubernur Sinyo Harry Sarundajang ataupun Walikota Manado, Vicky Lumentut dapat melihat hal diatas. Sebab, ada ribuan warga yang telah jadi korban,’’ sebutnya dengan nada keras. (and)
Samsat Manado sarat pungli. (foto beritamanado)
MANADO—Praktik pungli di Samsat Manado menjadi pembicaraan umum warga Sulawesi Utara. Khususnya yang mengurus STNK, pajak kendaraan roda dua dan empat. Lebih miris lagi, setiap pembuatan dan pembayaran pajak harus dibayar doubel. Menariknya, pembayaran terang-terang dan dilihat banyak orang. Tetapi, ada juga yang diberikan map supaya disimpan dalam map dan kemudian dikembalikan.
Dari penulusuran beritamanado, pekan ini ternyata praktik seperti ini sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, setiap loket yang ada di Samsat Manado lakukan pungli. Sejatinya, kalau tak ada teman atau kenalan di Samsat Manado, pasti tak dilayani. Kalaupun dilayani, pasti berlipat ganda.
‘’Saya kaget dengan cara-cara para petugas di Samsat Manado. Bahkan, ada terpampang di baliho…masih pungli……capek dechh. Bahkan, ada juga dalam bentuk Pemberitahuan Kepada Wajib Pajak…..untuk transaksi pembayaran harap dilakukan di loket bank. Dan setelah menerima bukti pelunasan segera menuju loket pencetakan notice pajak. Yang selanjutnya dapat diterima pada loket penyerahan pada hari ini juga,’’ kata Andries Pattyranie, warga Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang-Minahasa Selatan.
Lebih miris lagi, kata Pattyranie bahwa loket bank pun hanya formalitas. Sebab, ternyata pembayaran pajak ditentukan oleh petugas. Petugas, ada anggota polisi, PNS dan petugas Jasa Raharja sendiri. Bahkan, tukang suru/kebersihan di Samsat Manado pun ikut berperan.
‘’Saya jadi korban. Saat membayar pajak pun sudah digunakan Perda No 7 tahun 2011. Harusnya, Perda tersebut sebelum dilakukan disosialisasiakan lebih dulu. Otomatis, warga yang juga pemilik kendaraan bingung. Kalau pun dibayar sebelum jatuh tempo, tak masalah. Namun, bila dilakukan pembayaran sudah lewat 14 hari sudah dikenai denda berlapis-lapis,’’ sebutnya lagi.
Ditambahkannya, cukup saja saya yang jadi korban. Kalau warga lainnya harus lebih jeli. Tetapi, harus mendapat teman atau kenalan supaya tak terjadi pungli. ‘’Namun demikian, Gubernur Sinyo Harry Sarundajang ataupun Walikota Manado, Vicky Lumentut dapat melihat hal diatas. Sebab, ada ribuan warga yang telah jadi korban,’’ sebutnya dengan nada keras. (and)