Bitung—Pihak Akedemi Perikanan Bitung (APB) membantah jika ada siswanya terlibat penganiayaan seperti yang dilaporkan ke Polsek Bitung Timur. Menurut Pudir III APB, Jefta Ratela SPd ME, apa yang dilaporkan ke Polsek Bitung Timur bukan penganiayaan tapi hanya kesalapahaman antar taruna atau siswa.
“Itu bukan penganiayaan karena mereka (taruna, red) terjadi kesalahapahaman kemudian terlibat perkelahian,” kata Ratela, Senin (21/5).
Ratela sendiri menjelaskan, ke-4 taruna yang dilaporkan telah melakukan penganiayaan baru usai mengikuti praktek di beberapa wilayah. Dan pihaknya tidak tahu menahu jika sudah ada taruna yang kembali ke asrama karena saat kejadian masih masa libur serta bertepatan dengan praktek lapangan.
“Mereka masuk ke asrama tanpa sepengatahuan kami, karena saat kejadian masih masa liburan dan otomatis tidak ada taruna yang tinggal di asrama. Bahkan pihak security juga mengaku tidak tahu masuk darimana para taruna tersebut,” katanya.
Ratela sendiri menjelaskan, dari hasil pemeriksaan mereka, malam itu ke-4 siswa masuk ke asrama dan mendobrak pintu kamar asrama. Rupanya tanpa sepengetahuan mereka, ada taruna tingkat satu yang sementara tidur dan kaget dengan aksi para taruna tersebut.
“Taruna tersebut langsung mengur taruna yang telah mendobrak pintu, dan disitu terjadi adu mulut yang berujung perkelahian satu lawan satu. Tapi keduanya mengaku langsung berdamai malam itu,” katanya.
Usai berdamai dan saling meminta maaf, taruna tingkat dua ini menurut Ratela menceritakan kejadian tersebut. “Rupanya rekan taruna yang lain tidak menerima dan kembali mendatangi taruna tingkat satu dan kembali terjadi perkelahian,” jelasnya.
Lebih lanjut Ratela mengatakan, saat ini kasus tersebut sementara ditangani Polsek Bitung Timur dan pihaknya menyerahkan spenuhnya untuk melakukan penyelesaian. Apalagi taruna tingkat satu merasa dirugikan dan telah menyampaikan masalah yang menimpanya ke salah satu kerabatnya yang kebetulan adalah oknum polisi.
“Ini juga sebagai efek jera dan contoh bagi taruna lain, jangan sampai masalah yang sama kembali terjadi. Dan jika terbukti ke-4 siswa tersebut akan dikenakan sangsi berat dari akademi berupa menundaan penyelesaian pendidikan,” katanya.(en)