Manado – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Utara meminta dinas perindustrian dan perdagangan proaktif melakukan langkah antisipasi terhadap kenaikan harga gula akhir-akhir ini. “Kenaikan harga gula sudah sangat mencemaskan, karena harga eceran sudah mencapai Rp18 ribu per kilogram atau naik hampir 50 persen dari harga sebelumnya berkisar Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per Kg,” kata Ketua YLKI Sulut Aldy Lumingkewas, Selasa (19/6).
Ia mengatakan, Disperindag Sulut, khususnya bidang perdagangan dalam negeri, supaya lebih proaktif melihat perkembangan harga yang terjadi belakangan ini. “Mulai bulan Juli beberapa daerah di Minahasa akan menggelar kegiatan keagamaan pengucapan syukur, ini pasti akan mendorong permintaan. Bila tidak dilakukan antisipasi dari sekarang, maka dipastikan akan terjadi pergerakan harga mencemaskan,” kata Aldy.
Kalau yang naik saat ini, kata dia, baru terbatas pada beberapa produk seperti gula, tetapi bila antisipasi tidak dilakukan pemerintah daerah, maka akan berdampak pada produk lainnya.”Pedagang akan memanfaatkan keadaan permintaan tinggi dengan mendorong harga naik tak terkendali. Nah peran pemerintah khususnya instansi terkait untuk menjaga stok di tangan pedagang,” kata Aldy.
Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Disperindag Sulut yang dulu mampu berperan menahan gejolak kenaikan harga barang, supaya jangan hanya diam, tetapi melakukan pengawasan dan pemantauan bahan kebutuhan pokok masyarakat yang beredar di pasaran, kata Aldy. Jane, ibu rumah tangga di Maumbi, Kabupaten Minahasa Utara, mengatakan harga gula pasir yang sudah mencapai Rp18 ribu per Kg, sangat memberatkan. Untuk itu pemerintah daerah diminta membantu stabilisasi harga di pasaran.(dan)
Manado – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Utara meminta dinas perindustrian dan perdagangan proaktif melakukan langkah antisipasi terhadap kenaikan harga gula akhir-akhir ini. “Kenaikan harga gula sudah sangat mencemaskan, karena harga eceran sudah mencapai Rp18 ribu per kilogram atau naik hampir 50 persen dari harga sebelumnya berkisar Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per Kg,” kata Ketua YLKI Sulut Aldy Lumingkewas, Selasa (19/6).
Ia mengatakan, Disperindag Sulut, khususnya bidang perdagangan dalam negeri, supaya lebih proaktif melihat perkembangan harga yang terjadi belakangan ini. “Mulai bulan Juli beberapa daerah di Minahasa akan menggelar kegiatan keagamaan pengucapan syukur, ini pasti akan mendorong permintaan. Bila tidak dilakukan antisipasi dari sekarang, maka dipastikan akan terjadi pergerakan harga mencemaskan,” kata Aldy.
Kalau yang naik saat ini, kata dia, baru terbatas pada beberapa produk seperti gula, tetapi bila antisipasi tidak dilakukan pemerintah daerah, maka akan berdampak pada produk lainnya.”Pedagang akan memanfaatkan keadaan permintaan tinggi dengan mendorong harga naik tak terkendali. Nah peran pemerintah khususnya instansi terkait untuk menjaga stok di tangan pedagang,” kata Aldy.
Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Disperindag Sulut yang dulu mampu berperan menahan gejolak kenaikan harga barang, supaya jangan hanya diam, tetapi melakukan pengawasan dan pemantauan bahan kebutuhan pokok masyarakat yang beredar di pasaran, kata Aldy. Jane, ibu rumah tangga di Maumbi, Kabupaten Minahasa Utara, mengatakan harga gula pasir yang sudah mencapai Rp18 ribu per Kg, sangat memberatkan. Untuk itu pemerintah daerah diminta membantu stabilisasi harga di pasaran.(dan)