Manado, BeritaManado.com — Ketahanan pangan menjadi duabkata yang paling disebut oleh pemerintah dalam berbagai kesempatan, baik dalam pertemuan resmi atau tidak.
Namun untuk mewujudkannya, hal tersebut tidak semudah mengatakannya, karena hal tidak hanya sekedar menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat.
Salah satu pakar sekaligus praktisi pertanian Pieter Tangka kepada BeritaManado.com, Rabu (14/6/2023) mengatakan bahwa konsep ketahanan pangan menyangkut beberapa unsur.
Pieter Tangka yang pernah sukses mengembangkan komoditi Cabe Minahasa beberapa tahun lalu ini menuturkan bahwa pada dasarnya pangan itu adalah apa yang dikonsumsi oleh manusia.
Selanjutnya, untuk pengertian ketahanan pangan itu sendiri adalah suatu kondisi dimana stok pangan tersedia dengan jumlah yang cukup dan berkelanjutan.
Hal itu juga terkait jumlahnya, mutunya, keamanannya, serta tidak kalah pentingnya sejauh mana akses dari masyarakat atau konsumen untuk mendapatkan pangan itu sendiri dengan mudah.
“Kalau situasi stok pangan hari ini ada dan beberapa hari kedepan tidak tersedia, maka itu tidak bisa dikategorikan ketahanan pangan. Sebaliknya, hal tersebut akan menyebabkan fluktuasi harga yang tidak menentu yang dapat berujung pada inflasi,” jelasnya.
Apa yang disebutkannya itu, bagi Pieter Tangka merupakan komponen-komponen yang harus ada jika berbicara tentang ketahanan pangan.
Ketahanan pangan itu sendiri hal yang pertama harus diupayakan dalam konteks produksi lokal.
Jika pada kenyataannya produksi pangan lokal tidak mencukupi tingkap konsumsi masyarakat, maka dibolehkan melakukan import, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Cipta Kerja.
“Jadi sebenarnya konsep ketahanan pangan itu sederhana saja. Persoalannya sudahkah pemerintah daerah melakukan apa yang saya sebutkan sebelumnya? Menurut saya pemerintah bisa melakukannya,” ujarnya.
(Frangki Wullur)