Tomohon, BeritaManado.com — Makanan sate merupakan salah satu kuliner yang digemari banyak orang karena kelezatan sate sudah mendunia.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, pasti akan merasakan nikmatnya makan sate.
Dari berbagai tayangan di media sosial seperti Youtube, sering kali terlihat bule tengah makan sate sambal sambil menjelaskan betapa enaknya makanan yang disantap.
Seperti halnya di Minahasa, Tomohon, Manado, dan daerah lainnya, terdapat banyak penjual sate.
Kalau di pulau Jawa terkenal dengan sate ayam maupun sate kambing.
Namun di Minahasa dan sekitarnya terkenal dengan sate babi dan juga ragey.
Tentu sate dengan berbeda bahan dagingnya pasti berbeda juga rasanya.
Seperti pengalaman tante Emmy, salah seorang pedagang sate dan ragey di Tomohon.
“Kita so empat tahun jualan sate dan ragey, tentu sate dan ragey menggunakan daging babi,” tuturnya.
Ketika ditanya berapa omzetnya per hari, jawaban tante Emmy cukup fantastis.
“Empat juta perhari,” katanya.
Menurutnya, profesi ini lumayan untuk menopang biaya sehari-harinya.
Perempuan berumur 60-an tahun ini pun nampak tersenyum.
“Syukur masih diberi kemampuan untuk bisa berusaha,” tandasnya.
Memang pelanggan sate dan ragey di Tomohon tergolong banyak.
Sepanjang hari, mulai dari jam makan siang hingga larut malam, ada saja orang yang makan sate atau ragey di tempat, atau juga yang membeli untuk dibawa pulang.
Terpantau, sepanjang jalan raya kota Tomohon terdapat banyak rumah makan besar, maupun penjual makanan berskala kecil, serta kios yang menjual berbagai hidangan, termasuk sate dan ragey.
Bahkan makanan sate dan ragey di Tomohon sudah menjadi wisata kuliner.
Memang potensi ekonomi wisata kuliner tergantung pada lokasi, jenis makanan yang tersedia, dan kemampuan untuk mempromosikan destinasi tersebut.
Dari sisi ekonomi, potensi ekonomi wisata kuliner dapat meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat, meningkatkan pengunjung, dan meningkatkan pendapatan bagi pemerintah.
Pengunjung dapat menikmati berbagai jenis makanan yang lezat, yang dapat meningkatkan daya tarik turis sehingga meningkatkan pendapatan bagi masyarakat lokal.
Selain itu, wisata kuliner juga dapat mempromosikan budaya lokal.
(Christy Manarisip)