Manado — Vallery Katerina Minchall Rondonuwu, siswa kelas 3 SD Negeri Malalayang yang lahir di Manado, 4 Februari 2012 ini punya segudang prestasi.
Anak tunggal dari pasangan Ronny Rondonuwu dan Hetni Dien ini pernah menjadi Juara umum Busana Bahari, Juara umum Bintang Kalender, Juara harapan 2 waktu pertama kali ikut lomba sashion show dalam rangka 17 Agustus tahun 2018, Juara 3 finalis Indonesian Strars Etnik yang melibatkan peserta dari 45 kota dan 3 negara di Jakarta pada 1
Februari 2019, Juara 2 lomba Fashion Show se-SD di kota Manado, Juara 3 Lomba FS EduFair Manado disponsori oleh Pegadaian, Juara 1 tema batik disponsori BramLamaTapo, Juara 1 the best catwalk, Juara foto Genik, Juara 1 costum jeans, Juara 2 catwalk, Juara 1 the best kostum dan Juara 1 Fashion show tema Natal.
Vallery juga pernah meraih Juara 1 Top Model Indonesia 2018, Juara 1 road show Indonesia model award 2019 by Lcatwalk management Jakarta, Juara the best kostum road show Indonesia Model Award, finalis korean style K-Pop, Juara umum Putra Putri Bahari kota Manado 2018, Juara 3 Indonesian Stars ethnic 2019 modeling anak putri, Juara 2 fashion show competition with Alfamidi, Juara 3 Fashion Show anak umur 5-12 tahun EduFair, Juara 2 Model Manado antar pelajar 2019.
Terbaru, Vallery sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti grand final Peragawan Perawati terbaik, Foto Model dan Top Model Indonesia 2019 di Bali pada November mendatang.
Dalam ajang tersebut, Vallery akan bersaing dengan para finalis dari 17 provinsi se-Indonesia.
Kepada BeritaManado.com, ibu dari Vallery, Hetni Dien mengatakan, dirinya dan suami tak menyangka kalau Vallery bisa seberprestasi ini di dunia modeling, mengingat usianya yang baru 7 tahun.
“Vallery punya jadwal yang teratur meski masih kecil. Senin-Jumat sekolah, pulang sekolah les bahasa Inggris dan matematika, selesai les istirahat atau tidur siang, malamnya ikut mami kegiatan ibadah. Vallery juga suka bantu nyapu didalam rumah, kalau nonton TV ada tapi hanya 2 jam, kadang Vallery suka bantu maminya singer,” jelas Hetni.
Dibiasakan hidup disiplin dan ikut dalam pelayanan gereja sejak dini, disebut Hetni turut mempengaruhi Vallery yang hingga saat ini masuk dalam kategori anak yang taat pada orang tua.
“Syukurnya dia tidak nakal, dengar-dengaran. Vallery bahkan meski masih kecil tapi sudah pintar doa,” kata Hetni.
Sementara itu, Vallery mengaku, tak masalah punya jadwal kegiatan yang padat karena dirinya menyukai apa yang sedang dijalani saat ini.
Gadis kecil yang bercita-cita jadi pramugari ini bahkan juga target hidup yang tidak main-main untuk anka seusianya.
“Vallery suka rumah mewah dan mobil banyak agar bisa menolong orang-orang yang miskin. Jadi Vallery harua menjadi orang yang berprestasi,” kata bocah yang pemberani ini.
Meski demikian, mental anak tujuh tahun ini bisa dikatakan kuat, karena dalam berbagai perlombaan, menang kalah tentu biasa dengan beberapa faktor yang mendukung, tapi Vallery pun bisa memahami hal tersebut tanpa kecewa berlebihan apalagi sampai menangis kalau kalah seperti anak kecil lainnya.
“Vallery selalu bersyukur kepada Tuhan Yesus. Nanti kalau ikut lomba lain, harus berusaha lebih keras lagi supaya juara,” ucap Vallery.
(srisurya)