Manado – Tak bisa dibayangkan mengelilingi NTB hingga ke Marauke dengan menggunakan sepeda, namun Wing Sentot Irawan (42) seorang pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) akan segera mewujudkannya.
Pasalnya Pria yang mengaku belum berkeluarga, tinggal selangkah lagi dirinya akan sampai di Marauke setelah melakukan perjalanan dari NTB tanggal 17 Juni 2009 lalu. Dengan mengambil rute memutari NTB lewat pulau Sumbawa, Dampu serta Bima kemudian menyebrang ke Makasar untuk menuju ke Palu, dari Palu ke Gorontalo dapat ditempuhnya selama 6 hari dengan kecepatan maksimal sepeda miliknya.
Sentot begitulah panggilan akrabnya ini melakukan Tour sepedanya bermaksud mengkampanyekan Selamatkan Bumi dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
pertambangan, Abrasi pinggir pantai. Sentot yang juga sebagai Sahabat Walhi selalu menjadikan kantor LSM Walhi sebagai tempat bermalam sementara, hanya bermodalkan dana bantuan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehjateraan NTB serta ditopang oleh donatur pribadi di setiap kota yang disinggahinya, memiliki harapan besar bagi Masyarakat untuk berhenti merusak lingkungan. (IS)
Manado – Tak bisa dibayangkan mengelilingi NTB hingga ke Marauke dengan menggunakan sepeda, namun Wing Sentot Irawan (42) seorang pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) akan segera mewujudkannya.
Pasalnya Pria yang mengaku belum berkeluarga, tinggal selangkah lagi dirinya akan sampai di Marauke setelah melakukan perjalanan dari NTB tanggal 17 Juni 2009 lalu. Dengan mengambil rute memutari NTB lewat pulau Sumbawa, Dampu serta Bima kemudian menyebrang ke Makasar untuk menuju ke Palu, dari Palu ke Gorontalo dapat ditempuhnya selama 6 hari dengan kecepatan maksimal sepeda miliknya.
Sentot begitulah panggilan akrabnya ini melakukan Tour sepedanya bermaksud mengkampanyekan Selamatkan Bumi dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
pertambangan, Abrasi pinggir pantai. Sentot yang juga sebagai Sahabat Walhi selalu menjadikan kantor LSM Walhi sebagai tempat bermalam sementara, hanya bermodalkan dana bantuan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehjateraan NTB serta ditopang oleh donatur pribadi di setiap kota yang disinggahinya, memiliki harapan besar bagi Masyarakat untuk berhenti merusak lingkungan. (IS)