Manado, BeritaManado.com — Pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan sejumlah elit PDIP yang menolak kehadiran Timnas Sepakola Israel dinilai bentuk strategi politik agar tidak berjarak dengan kelompok radikal.
Begitu pendapat Dosen Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Ferry Daud Liando.
Menurut Ferry Liando, kelompol radikal tersebut selama ini dikesankan sebagai kelompok anti Israel.
“Kemudian Ganjar Pranowo dan elit PDIP kemungkinan beranggapan bahwa tidak terlalu berisiko bagi mereka menolak tim Israel ke Indonesia sebab pendukung kehadiran tim Israel umumnya kelompok minoritas dan tidak akan mempengarui popularitas atau elektabilias calon dan parpol,” kata Ferry.
Disisi lain, menurut Ferry, kondisi ini menggambarkan parpol dan aktor-aktor politik mulai kehilangan ide-ide yang lebih logis untuk mempengaruhi simpati publik.
Kata Ferry, ada kesan permainan makin kasar demi memperebutkan kekuasaan.
Sehingga, lanjut dia, isu non politik malah digiring untuk kepentingan politik.
“Sepakbola sebetulnya lebih kepada kepentingan olahraga bukan soal urusan politik,” tegasnya.
Mirisnya lagi, ujar Ferry, pro-kontra kehadiran tim Israel mulai digiring pada politisasi identitas.
Padahal hadir atau tidak hadirnya tim Israel tidak menjamin suatu negara dapat diselamatkan.
“Apakah pihak yang menolak tim Israel akan masuk surga atau kubu yang mendukung akan masuk neraka. Apapun sikap pilihan, bagi saya tidak akan mempengaruhui apapun,” jelasnya.
Ferry menambahkan, pro-kontra soal tim Israel harusnya tidak digiring ke keterbelahan politik yang mengarah pada polarisasi identitas di masyarakat.
(Alfrits Semen)