Bitung – Tokoh agama memiliki peran penting dalam meredam berbagai konflik sosial di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Bitung, Firman Suaiba dalam forum Fokus Group Discussion, Kamis (29/11/2018).
Fokus Group Discussion yang digelar IMM Kota Bitung di Hottel Summer Kecamatan Maesa dengan tema “Peran Tokoh Agama Dalam Mencegah Konflik di Masyarakat” menghadirkan narasumber Dr. H Yasin Mahmud, M.Pd, Drs. James Lumenta dan Dr. Rainer Ointoe.
“Tokoh agama memainkan peran kunci mencegah konflik sosial di masyarakat. Konflik sosial sesunggunya bagian dari kehidupan masyarakat, tapi ada peran kunci dari seorang tokoh agama di masyarakat bisa dimainkan guna mencegah terjadi konflik,” kata Firman.
Menurutnya, kegiata FGD dilaksanakan untuk menggali lebih mendalam terkait fungsi dan peran tokoh agama dalam upaya perdamaian serta mencegah konflik.
“Apalagi saat ini tahun kampanye, dimana isu agama rawan digunakan untuk dijadikan isu politik. Semoga kita dan peserta bisa mendapat wawasan dari para pemateri serta membuka pikiran akan pentingnya tokoh agama,” katanya.
Senada dengan Firman, Sekertaris IMM Kota Bitung, Syafal Mandiri mengatakan munculnya konflik sosial bisa terjadi dari persoalan kecil yang dibesar-besarkan.
“Dengan momen seperti ini tokoh agama juga diminta mengajarkan kepada masyarakat dengan mengangkat nilai-nilai kemanusian agar supaya rasa toleransi antar agama, budaya, suku dapat memperkuat elemen bangsa,” katanya.
Sementara itu, salah satu pemateri yang mewakili Akademisi serta sebagai penyeimbang, Dr. Rainer Ointoe dalam materinya menjelaskan sebenarnya peran tokoh agama dalam upaya mencegah konflik sudah final.
Menurutnya, memang toko agama harus mencegah konflik, yang jadi pertanyaan adalah apa fungsi tokoh agama sudah benar-benar bisa meredam konflik apa tidak?
“Akhir-akhir ini justru para tokoh agama bangsa ini seperti pemadam kebakaran, jika nanti sudah terjadi konflik baru turun,” kata Raener.
Saat ini kata dia, mengalami disfungsi informasi dan disfungsi akal sehat. Masyarakat lebih percaya media sosial daripada Ustadz, penceramah atau dosen.
“Kejelasan dan keakuratan menjadi kekuatan ditengah derasnya arus informasi. Menjelang Pilpres ini, nyaris tidak bisa dibedakan mana pendeta, mana ustadz, mana dai, mana politisi, karena semua sudah bicara politik, yang bukannya meredam konflik tapi justru menyulut konflik,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Tokoh agama memiliki peran penting dalam meredam berbagai konflik sosial di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Bitung, Firman Suaiba dalam forum Fokus Group Discussion, Kamis (29/11/2018).
Fokus Group Discussion yang digelar IMM Kota Bitung di Hottel Summer Kecamatan Maesa dengan tema “Peran Tokoh Agama Dalam Mencegah Konflik di Masyarakat” menghadirkan narasumber Dr. H Yasin Mahmud, M.Pd, Drs. James Lumenta dan Dr. Rainer Ointoe.
“Tokoh agama memainkan peran kunci mencegah konflik sosial di masyarakat. Konflik sosial sesunggunya bagian dari kehidupan masyarakat, tapi ada peran kunci dari seorang tokoh agama di masyarakat bisa dimainkan guna mencegah terjadi konflik,” kata Firman.
Menurutnya, kegiata FGD dilaksanakan untuk menggali lebih mendalam terkait fungsi dan peran tokoh agama dalam upaya perdamaian serta mencegah konflik.
“Apalagi saat ini tahun kampanye, dimana isu agama rawan digunakan untuk dijadikan isu politik. Semoga kita dan peserta bisa mendapat wawasan dari para pemateri serta membuka pikiran akan pentingnya tokoh agama,” katanya.
Senada dengan Firman, Sekertaris IMM Kota Bitung, Syafal Mandiri mengatakan munculnya konflik sosial bisa terjadi dari persoalan kecil yang dibesar-besarkan.
“Dengan momen seperti ini tokoh agama juga diminta mengajarkan kepada masyarakat dengan mengangkat nilai-nilai kemanusian agar supaya rasa toleransi antar agama, budaya, suku dapat memperkuat elemen bangsa,” katanya.
Sementara itu, salah satu pemateri yang mewakili Akademisi serta sebagai penyeimbang, Dr. Rainer Ointoe dalam materinya menjelaskan sebenarnya peran tokoh agama dalam upaya mencegah konflik sudah final.
Menurutnya, memang toko agama harus mencegah konflik, yang jadi pertanyaan adalah apa fungsi tokoh agama sudah benar-benar bisa meredam konflik apa tidak?
“Akhir-akhir ini justru para tokoh agama bangsa ini seperti pemadam kebakaran, jika nanti sudah terjadi konflik baru turun,” kata Raener.
Saat ini kata dia, mengalami disfungsi informasi dan disfungsi akal sehat. Masyarakat lebih percaya media sosial daripada Ustadz, penceramah atau dosen.
“Kejelasan dan keakuratan menjadi kekuatan ditengah derasnya arus informasi. Menjelang Pilpres ini, nyaris tidak bisa dibedakan mana pendeta, mana ustadz, mana dai, mana politisi, karena semua sudah bicara politik, yang bukannya meredam konflik tapi justru menyulut konflik,” katanya.
(abinenobm)