Manado – Pasca kejadian banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado Rabu (15/1/2014) lalu, membuat prihatin dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan bantuan serta uluran tangan. Hal ini juga tidak lepas dari amatan dan analisa dari pengamat pemerintahan dan politik Taufik Tumbelaka.
Kepada BeritaManado.com, dia menjelaskan, saat ini apapun pemberian orang kepada korban bencana tentu sangat diharapkan, tetapi baiknya pemberian bantuan untuk korban banjir baiknya memenuhi kebutuhan Gizi dan tidak merepotkan.
Dia mencontohkan, pemberian makanan seperti mie instant bagi dia kurang tepat, karena selain kurang memenuhi kebutuhan gizi, mie instant dinilai cukup merepotkan karena harus dimasak dengan air, pada hal untuk kebutuhan air saja para korban sulit mendapatkan itu. Apalagi harus dimasak, logikanya semua barang dapur dari korban telah dipenuhi air banjir, sehingga tidak hal itu sangat merepotkan.
“Untuk bantuan makanan alangkah baiknya diberikan nasi goreng pada pagi hari dengan bubur kacang hijau, selain memenuhi kebutuhan sarapan para korban makanan ini juga tidak cepat rusak (awet) dan dapat dikonsumsi pada siang hari,” ujarnya.
Selain itu, pakaian bekas yang layak pakai, serta perlengkapan kebersihan seperti sekop dan cangkul sangat membantu para korban yang saat ini rumahnya dipenuhi lumpur. Untuk itu cepatu boot tahan air juga tidak kala penting bagi korban.
Selain itu, alat alkon atau motor penghisap air juga penting, satu alat ini juga bisa digunakan di satu lingkungan. (rizathpolii)
Manado – Pasca kejadian banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado Rabu (15/1/2014) lalu, membuat prihatin dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan bantuan serta uluran tangan. Hal ini juga tidak lepas dari amatan dan analisa dari pengamat pemerintahan dan politik Taufik Tumbelaka.
Kepada BeritaManado.com, dia menjelaskan, saat ini apapun pemberian orang kepada korban bencana tentu sangat diharapkan, tetapi baiknya pemberian bantuan untuk korban banjir baiknya memenuhi kebutuhan Gizi dan tidak merepotkan.
Dia mencontohkan, pemberian makanan seperti mie instant bagi dia kurang tepat, karena selain kurang memenuhi kebutuhan gizi, mie instant dinilai cukup merepotkan karena harus dimasak dengan air, pada hal untuk kebutuhan air saja para korban sulit mendapatkan itu. Apalagi harus dimasak, logikanya semua barang dapur dari korban telah dipenuhi air banjir, sehingga tidak hal itu sangat merepotkan.
“Untuk bantuan makanan alangkah baiknya diberikan nasi goreng pada pagi hari dengan bubur kacang hijau, selain memenuhi kebutuhan sarapan para korban makanan ini juga tidak cepat rusak (awet) dan dapat dikonsumsi pada siang hari,” ujarnya.
Selain itu, pakaian bekas yang layak pakai, serta perlengkapan kebersihan seperti sekop dan cangkul sangat membantu para korban yang saat ini rumahnya dipenuhi lumpur. Untuk itu cepatu boot tahan air juga tidak kala penting bagi korban.
Selain itu, alat alkon atau motor penghisap air juga penting, satu alat ini juga bisa digunakan di satu lingkungan. (rizathpolii)