MANADO – Kisruh penerapan sistem fifty-fifty oleh Pemkot Manado yang mendapat penolakan keras para sopir angkot, menarik perhatian DPRD Sulut. Menurut anggota Komisi I Mikson Tilaar, pemerintah tidak boleh menjadikan sopir angkot sebagai kelinci percobaan.
“Pemerintah sebaiknya melakukan regulasi baru, serta pendataan jumlah kendaraan baik plat kuning maupun plat hitam secara keseluruhan. Setahu saya, yang bertambah pesat adalah mobil pribadi, bukan angkot. Jadi, jangan jadikan sopir angkot kelinci percobaan,” ujar legislator vokal Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Tilaar bahkan memberikan solusi kongkrit untuk mengatasi kemacetan di Kota Manado, dengan cara melakukan pembatasan operasional kendaraan menggunakan sistem ganjil-genap seperti pelaksanaan iven WOC tahun 2009 lalu.
“Sistem ini cukup efektif untuk mengatasi kemacetan. Bayangkan, ada keluarga yang memiliki dua atau tiga kendaraan, kalau semuanya keluar bersamaan, hal ini berkontribusi besar pada kemacetan,” ujarnya.
Sementara untuk jangka panjang, menurutnya, pemerintah harus serius melakukan pembangunan jalan-jalan baru. “Jumlah kendaraan sekarang sudah tidak sesuai dengan infrastruktur jalan yang ada. Pembangunan jalan-jalan baru mendesak dilakukan,” pungkasnya. (jry)
MANADO – Kisruh penerapan sistem fifty-fifty oleh Pemkot Manado yang mendapat penolakan keras para sopir angkot, menarik perhatian DPRD Sulut. Menurut anggota Komisi I Mikson Tilaar, pemerintah tidak boleh menjadikan sopir angkot sebagai kelinci percobaan.
“Pemerintah sebaiknya melakukan regulasi baru, serta pendataan jumlah kendaraan baik plat kuning maupun plat hitam secara keseluruhan. Setahu saya, yang bertambah pesat adalah mobil pribadi, bukan angkot. Jadi, jangan jadikan sopir angkot kelinci percobaan,” ujar legislator vokal Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Tilaar bahkan memberikan solusi kongkrit untuk mengatasi kemacetan di Kota Manado, dengan cara melakukan pembatasan operasional kendaraan menggunakan sistem ganjil-genap seperti pelaksanaan iven WOC tahun 2009 lalu.
“Sistem ini cukup efektif untuk mengatasi kemacetan. Bayangkan, ada keluarga yang memiliki dua atau tiga kendaraan, kalau semuanya keluar bersamaan, hal ini berkontribusi besar pada kemacetan,” ujarnya.
Sementara untuk jangka panjang, menurutnya, pemerintah harus serius melakukan pembangunan jalan-jalan baru. “Jumlah kendaraan sekarang sudah tidak sesuai dengan infrastruktur jalan yang ada. Pembangunan jalan-jalan baru mendesak dilakukan,” pungkasnya. (jry)