Airmadidi – Tidak dipungkiri, Minahasa Utara memiliki sejumlah orang yang ahli di olah raga panjat. Namun skill atau keahlian seorang atlit panjat akan terus melemah jika tak diiringi latihan.
“Sayang sekali di Minut tak ada dinding panjat, seharusnya pengurus FPTI Minut memperhatikan itu, jangan suka jadi pengurus kalau tak mampu atau tak tau soal panjat,” ujar Maria Taramen sebagai Ketua KMPA Tunas Hijau
Ditambahkannya, melihat dari sejumlah atlit panjat, banyak yang berlatih di sekretariat KMPA Tunas Hijau. “Disini kami punya dinding border, mereka berlatih disini,” kata Taramen.
Hal ini diakui sejumlah atlit panjat. Menurut mereka, walau pun hanya dinding border, tapi itu bisa melatih skill mereka untuk panjat.
“Kami harap pemerintah menyediakan satu dinding saja, pemerintah dan pengurus FPTI Minut jangan telantarkan kami,” ujar seorang atlit.
Dengan segala keterbatasan, mereka membuat point dari kayu, untuk bisa jadi titik panjat. “Sebenarnya untuk kelas lomba, pointnya menggunakan batu, tapi karena point batu mahal, kami buat saja dari kayu,” katanya.
Pantauan beritamanado, di lapangan kantor pemkab Minut, terdapat sebuah dinding panjat. Namun tak ada point-pointnya dan sudah lama di biarkan tanpa digunakan.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemkab Minut, Drs Maximelian Tapada, mengaku olah raga panjat, menjadi kewenangan pengurus FPTI Minut, bukan dinasnya.
“Itu bukan kewenangan Dispora, ada pengurusnya, dananya juga mungkin masuk Koni, dan itu sementara dibentuk di Minut,” jelas Tapada pada beritamanado. (robin tanauma)
Airmadidi – Tidak dipungkiri, Minahasa Utara memiliki sejumlah orang yang ahli di olah raga panjat. Namun skill atau keahlian seorang atlit panjat akan terus melemah jika tak diiringi latihan.
“Sayang sekali di Minut tak ada dinding panjat, seharusnya pengurus FPTI Minut memperhatikan itu, jangan suka jadi pengurus kalau tak mampu atau tak tau soal panjat,” ujar Maria Taramen sebagai Ketua KMPA Tunas Hijau
Ditambahkannya, melihat dari sejumlah atlit panjat, banyak yang berlatih di sekretariat KMPA Tunas Hijau. “Disini kami punya dinding border, mereka berlatih disini,” kata Taramen.
Hal ini diakui sejumlah atlit panjat. Menurut mereka, walau pun hanya dinding border, tapi itu bisa melatih skill mereka untuk panjat.
“Kami harap pemerintah menyediakan satu dinding saja, pemerintah dan pengurus FPTI Minut jangan telantarkan kami,” ujar seorang atlit.
Dengan segala keterbatasan, mereka membuat point dari kayu, untuk bisa jadi titik panjat. “Sebenarnya untuk kelas lomba, pointnya menggunakan batu, tapi karena point batu mahal, kami buat saja dari kayu,” katanya.
Pantauan beritamanado, di lapangan kantor pemkab Minut, terdapat sebuah dinding panjat. Namun tak ada point-pointnya dan sudah lama di biarkan tanpa digunakan.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemkab Minut, Drs Maximelian Tapada, mengaku olah raga panjat, menjadi kewenangan pengurus FPTI Minut, bukan dinasnya.
“Itu bukan kewenangan Dispora, ada pengurusnya, dananya juga mungkin masuk Koni, dan itu sementara dibentuk di Minut,” jelas Tapada pada beritamanado. (robin tanauma)