Bitung – Dalam beberapa hari ini, tabung gas ukuran 3 kilo gram (Kg) kembali sulit didapatkan. Akibatnya, para ibu rumah tangga (IRT) kembali beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk memasak.
“Pemerintah meminta untuk menggunakan gas tapi hapir tiap bulan tabung gas 3 Kg langka,” kata salah satu IRT di Patetan, Maryani, Minggu (7/4).
Maryani mengaku, dirinya bersama suaminya tiga hari belakangan ini sudah berkeliling mencari tabung gas 3 Kg. Tapi semua pangkalan, agen dan kios-kios yang menjual gas 3 Kg mengaku pasokan belum ada.
“Kalaupun ada hanya di kios-kios tapi harganya mencapi Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per tabung dari harga normal Rp15 ribu,” katanya.
Akibatnya, IRT tiga anak ini kembali menggunakan minyak tanah untuk memasak sehari-hari.
“Minyak tanah lebih mudah dijumpai di pasar setiap hari, walaupun harganya Rp18 ribu per liter,” katanya.
Tak hanya Maryani, tapi hampir seluruh IRT di Kota Bitung menyatakan kembali beralih menggunakan minyak tanah karena gas ukuran 3 Kg langka. “Mau tidak mau saya harus kembali menggunakan minyak tanah karena gas tidak ada,” kata salah satu IRT di Prinkop, Bety.
Sementara itu, menurut Kabid Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Edy Tarigan, kelangkaan tabung gas 3 Kg ini dikarenakan terlambatnya pasokan masuk ke Kota Bitung. Mengingat kapal pengangkut tabung gas 3 Kg mengalami kerusakan dan sementara perbaikan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kapal sudah masuk membawa pasokan gas 3 Kg,” kata Tarigan.
Menurut Tarigan, bukan hanya Kota Bitung yang mengalami kelangkaan tapi juga wilayah Minut dan sekitarnya mengalami hal yang sama. “Pasokan untuk Minut diturunkan di Kota Bitung baru disuplai ke sana. Jadi bukan hanya Kota Bitung yang mengalami kelangkaan,” katanya.(enk)