MANADO – Perubahan jalur yang dilakukan oleh pihak Universitas Sam Ratulangi dimana angkot atau mikrolet tidak bisa masuk wilayah kampus memang telah berjalan cukup lama.
Namun kebijakan perubahan jalur tersebut dikeluhkan sopir-sopir angkot trayek kampus belakangan ini.
Banyak anggapan dari sopir-sopir yang melihat jalur yang sementara digunakan yakni jalur melalui jalan belakang Unsrat tidak representatif.
“Kasiang jalan pe kacili sama dengan maso SMA Binsus itu dipaksa untuk ratusan kendaraan berlalu lalang,” tutur Leksi yang merupakan supir angkot. Lebih lanjut dia yang kurang lebih 10 tahunan berprofesi sopir angkot menilai jalur yang sementara dilalui oleh oplet kalau dibuat searah maka akan lebih baik.
“Jalan yang sekarang mikro ja lewat kalau bekeng satu arah sih bagus spaya nda ja macet. Mar kalau tetap bagini kasiang katu torang,” keluhnya.
Dia berharap agar kebijakan pihak Unsrat bisa ditinjau kembali. Unsrat melalui jubir Daniel Pangemanan kepada beritamanado mengatakan bila kebijakan ini untuk mengurahi kebisingan dan keributan.
“Ini merupakan kebijakan untuk mengurangi kebisingan dan keributan di wilayah kampus dan kalaupun ada perubahan nantinya maka kita bersabar harus ada kajian dulu dari pihak Unsrat,” jawabnya.(gn)