Manado – Kepercayaan masyarakat dunia dan pemerintah pusat kepada Provinsi Sulawesi Utara sebagai ikon baru tujuan penyelenggaraan ivent International Meeting kembali terbukti. Pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia kembali mempercayakan Sulawesi Utara untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan 43rd Consultative Commitee Meeting Of The Colombo Plan (CCM-CP) (Pertemuan ke 43 Komite Konsultasi Colombo Plan), tanggal 10 – 12 Oktober 2012.
Colombo Plan adalah sebuah organisasi antar pemerintah yang dibentuk oleh beberapa negara eks Persemakmuran Inggris (Commonwealth) seperti Australia, Canada, India, Pakistan, New Zealand Srilanka yang kemudian telah berkembang keanggotaannya sebanyak 26 negara termasuk negara-negara non persemakmuran dan negara-negara yang tergabung dalam organisasi-organisasi regional seperti ASEAN dan SAARC (Perhimpunan Kerjasama Negara-negara Asia Selatan).
Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk saling mendorong dan menfasilitasi negara-negara anggotanya dalam pembangunan ekonomi masing-masing, mendorong kerjasama teknis berkaitan dengan tranfer teknologi antar anggotanya, pertuk serta memfasilitasi negara-negara anggotanya dengan lembaga atau badan-badan dunia dalam berbagai bidang, serta menjadi wahana sharring pengalaman-pengalaman penyelengaraan pembangunan di negara-negara anggotanya.
“Pertemuan ini akan digelar di Grand Kawanua International Convention Hotel Novotel Manado dan akan melibatkan kurang lebih 500-an peserta dari 26 negara anggota serta observer dari Eropah, Amerika dan organisasi-organisasi/badan-badan dunia lainnya. Peserta yang akan hadir adalah Senior Officer dari Kementerian terkait negara-negara anggota yang akan melakukan evaluasi hasil Colombo Plan Meetin g ke 42 kemudian menyusun rencana tahunan ke depan,” ujar Kabag Humas Christian Sumampow, SH. M.Ed selaku Jubir Pemprov.
Bagi Provinsi Sulawesi Utara pelaksanaan pertemuan ini akan semakin memperkenalkan Sulut ke dunia intarnesional dan akan menstimulir roda perekonomian serta menggenjot pemasukan devisa dari sektor pariwisata. Para peserta yang akan hadir tentunya tidak sekedar mengikuti pertemuan tetapi akan melakukan wisata dan membelanjakan uang mereka, tambah Sumampow. (jrp)