BITUNG—Program Pemkot Bitung untuk memajukan dunia pendidikan patut diacungi jempol. Buktinya, dalam alokasi APBD dua tahun terakhir ini, Pemkot Bitung mengalokasikan 30% hingga 36% khusus untuk pendidikan.
Namun sayangnya, disisi lain salah satu sekolah tingkat SMP yang dimiliki kota pelabuhan ini terncam ditutup karena kekurangan siswa. Buktinya, menurut pengakuan salah satu tenaga pengajar di SMP Kristen kota Bitung, saat ini hanya ada 7 siswa yang menimba ilmu setiap harinya.
“Pada umumnya para tenaga pengajar berencana mengajukan pindah karena siswa hanya ada 7 orang,” ujar salah satu pengajar yang meminta namanya dirahasiakan.
Rencana kepindahan para tenaga pengajar di SMP Kristen kota Bitung ini cukup beralasan. Pasalnya, salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat ataupun menerima sertifikasi berdasarkan jam mengajar setiap hari. Sedangkan disekolah tersebut hanya ada 7 siswa setiap harinya.
Sementara itu, Kadis Dikpora kota Bitung, Herman Rompis mengaku ikut prihatin dengan kondisi SMP Kristen yang hanya ada 7 siswa. Namun pihaknya tidak bisa ikut campur terlalu jauh dengan persoalan tersebut karena status sekolah yang diatur oleh yayasan.
“Kalau yang terjadi masalah tenaga pengajar disekolah tersebut jelas kami bisa melakukan interfensi tapi ini masalah jumlah siswa yang jelas berkaitan erat dengan sisti manajemen pihak sekolah,” kata Rompis.
Pun demikian, Rompis mengaku sangat menyayangkan pihak yayasan yang tidak berkoordainasi dengan pihaknya terkait masalah tersebut. Padahal menurutnya, jika pihak yayasan berkoordinasi jelas Dikpara akan sama-sama mencari jalan keluar agar jumlah siswa bisa bertambah sesuai dengan yang diharapkan.(en)
BITUNG—Program Pemkot Bitung untuk memajukan dunia pendidikan patut diacungi jempol. Buktinya, dalam alokasi APBD dua tahun terakhir ini, Pemkot Bitung mengalokasikan 30% hingga 36% khusus untuk pendidikan.
Namun sayangnya, disisi lain salah satu sekolah tingkat SMP yang dimiliki kota pelabuhan ini terncam ditutup karena kekurangan siswa. Buktinya, menurut pengakuan salah satu tenaga pengajar di SMP Kristen kota Bitung, saat ini hanya ada 7 siswa yang menimba ilmu setiap harinya.
“Pada umumnya para tenaga pengajar berencana mengajukan pindah karena siswa hanya ada 7 orang,” ujar salah satu pengajar yang meminta namanya dirahasiakan.
Rencana kepindahan para tenaga pengajar di SMP Kristen kota Bitung ini cukup beralasan. Pasalnya, salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat ataupun menerima sertifikasi berdasarkan jam mengajar setiap hari. Sedangkan disekolah tersebut hanya ada 7 siswa setiap harinya.
Sementara itu, Kadis Dikpora kota Bitung, Herman Rompis mengaku ikut prihatin dengan kondisi SMP Kristen yang hanya ada 7 siswa. Namun pihaknya tidak bisa ikut campur terlalu jauh dengan persoalan tersebut karena status sekolah yang diatur oleh yayasan.
“Kalau yang terjadi masalah tenaga pengajar disekolah tersebut jelas kami bisa melakukan interfensi tapi ini masalah jumlah siswa yang jelas berkaitan erat dengan sisti manajemen pihak sekolah,” kata Rompis.
Pun demikian, Rompis mengaku sangat menyayangkan pihak yayasan yang tidak berkoordainasi dengan pihaknya terkait masalah tersebut. Padahal menurutnya, jika pihak yayasan berkoordinasi jelas Dikpara akan sama-sama mencari jalan keluar agar jumlah siswa bisa bertambah sesuai dengan yang diharapkan.(en)