Manado, BeritaManado.com – Tepat pada Minggu (10/9/2023), masyarakat Minahasa khususnya denominasi jemaat GMIM, mengadakan hari pengucapan syukur serentak.
Program Selamatkan Yaki menghimbau agar warga Sulut yang merayakan pengucapan agar dapat memegang komitmen untuk memilih daging atau sajian lauk di meja makan dengan mempertimbangkan aspek keseimbangan dan kelestarian alam.
“Pilihlah lauk atau daging yang tidak masuk dalam kategori terancam punah dan dilindungi,” ujar Koordinator Edukasi Program Selamatkan Yaki, Purnama Nainggolan, Jumat (8/3/2023).
Program Selamatkan Yaki merupakan lembaga yang secara konsisten dan intensif dalam melakukan sosialisasi ke multi stakeholder dalam upaya penyadartahuan tentang perlindungan terhadap satwa liar terancam punah dan dilindungi seperti yaki, kuse kerdil, kus kus beruang, babi rusa, anoa dan lainnya.
“Sulut ini unik dan menarik kalau berbicara tentang keberadaan Satwa Liar. Karena ancaman terhadapnya menjadi sangat kuat karena indikasi perburuan untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi dan juga karena habitatnya yang rusak. Dan ini bisa dikatakan kurang baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia,” ujar Purnama.
Lagi ditambahkan Purnama, kebiasaan konsumsi ini menjadi faktor penting yang memposisikan Sulut menjadi tujuan dalam perdagangan satwa liar dari berbagai provinsi di Sulawesi.
“Maka dalam beberapa tahun terakhir ini, Selamatkan Yaki meningkatkan kampanye akan kebanggaan yang harusnya kita miliki. Yakni bangga tidak berburu, menjual, mengkonsumsi dan memelihara satwa liar yang terancam punah dan dilindungi. Bukan kebanggaan-kebanggaan lainnya yang justru berkonotasi negative dan buruk bagi lingkungan dan pencitraan Sulawesi Utara. Mari jo bekeng Sulut bangga dengan hal positif,” katanya mengajak semua warga Sulawesi Utara.
(***/Finda Muhtar)