Sangihe, BeritaManado.com — Kabupaten Kepuluan Sangihe mendapat tambahan Bantuan Sosial (Bansos) sembako perluasan sebanyak 6.236 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Kepala Dinas Sosial Dany Mandak saat ditemui sejumlah wartawan pada kegiatan evaluasi pelaksanaan bantuan sosial pangan (BSP) sembako wilayah Sangihe serta program BRILINK tahun 2021, di Gedung Papanuhung Santiago Tampungang Lawo mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan keputusan Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial (Kemensis) Republik Indonesia (RI) nomor 25 tanggal 10 Agustus 2021,
Rabu, (27/10/2021).
“Sangihe mendapat tambahan bansos sembako perluasan sejumlah 6.236 KPM.
Namun angka ini belum dimasukkan pada data penyaluran dan penerima karena masih dalam tahap penyelesaian kartu kesejahteraan sosial (KKS) di BRI Cabang Tahuna sehingga estimasi angka penerima program sembako tahun 2022 sejumlah 13.866 KPM,” jelas Mandak.
Sementara untuk jumlah penerima bansos sembako lanjut Manadak, di Kabupaten kepulauan Sangihe posisi 30 September 2021 berjumlah 7.630 KPM tersebar di 145 desa dan 22 kelurahan di Kabupaten kepulauan Sangihe.
“Dan untuk jumlah E-Warung dan rumah pangan selaku penyalur aktif bahan pangan program sembako di Kepulauan Sangihe posisi sampai dengan 30 September 2021 berjumlah 47 warung dan RPK yang tersebar di 15 kecamatan,” pungkas Mandak.
Ditempat yang sama, Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana dalam sambutannya menjelaskan, dalam kegiatan evaluasi tersebut juga dilakukan penandatangan MoU perusahaan umum Bulog Cabang Tahuna dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sangihe tentang pengadaan dan penyaluran serta pengawasan beras di Kabupaten Sangihe.
“Penandatangan MoU ini adalah bagaimana penyaluran beras bansos dapat tersalurkan dengan sebaik-baiknya untuk benar-benar sampai kepada KPM dan pada volume yang ditetapkan,” tandas Gaghana.
Lanjut dia, terkait penambahan KPM baru ini menyusul adanya beberapa program yang tidak akan lagi disalurkan seperti bantuan sosial tunai (BST).
“Kedepan BST sudah tidak ada lagi dan diganti dengan penyaluran sembako. Kita juga tidak tahu apakah penerima BST ini otomatis menjadi KPM sembako atau seperti apa tinggal menunggu daftar yang akan dikeluarkan Kemensos karena mereka menggunakan data keluarga,” kunci Gaghana.
(Erick Sahabat)