Bitung – Gubernur Sulut, Sinyo Harry Sarundajang mengingatkan warga Kota Bitung agar selalu mewaspadai gejala alam. Karena menurutnya, gejala alam seperti hujan, gempa bumi dan gunung api bisa berubah menjadi bencana jika tidak diwaspadai.
Hal itu dikatakan Sarundajang ketika memberikan sambutan dalam acara adat Tulude di Kelurahan Papusungan Kecamatan Lembeh Selatan, Jumat (31/1/2014) sore.
Ia mencontohkan, intensitas curah hujan tanggal 15 Januari di Kota Manado yang mengakibatan banjir bandang dan longsor. Tak hanya Kota Manado, namun sejumlah daerah di Sulut juga terjadi longsor seperti ruas jalan Manado-Tomohon yang terputus.
“Warga Kota Bitung juga harus waspada dengan gejala alam, karena sejarah mencatat Kota Bitung pernah terjadi bencana banjir pasir dan itu sangat luar biasa,” kata Sarundajang.
Menurutnya, bencana banjir bandang pasir yang pernah melanda Kota Bitung awalnya sama persis ketika banjir bandang melanda Kota Manado. Yakni diawali dengan curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama.
“Jadi jika curah hujan mulai tinggi dan durasinya lebih dari satu jam, itu harus diwaspadai karena permukaan struktur tanah Kota Bitung 3,5 meter adalah pasir,” kata Sarundajang yang kini bergelar Bataha Lahansang Dular.
Selain itu, ia mengatasnamakan warga Kota Manado menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh warga Kota Bitung yang telah ikut membantu pemulihan Kota Manado pasca bencana banjir bandang. Ia mengaku salut terhadap rasa kemanusian yang dimiliki warga Kota Bitung terhadap saudara-saudaranya yang dirundung bencana di Kota Manado.
“Saya yakin ini ujian bagi kita agar kita makin menambah kedekatan dengan Tuhan,” katanya.
Sementara itu, acara adat Tulude Kota Bitung ini juga dihadiri, Wakil Gubernur Sulut, Djohari Kansil, Kapolda Sulut, Brigjen Pol Drs Robby Kaligis, Waikota, Hanny Sondakh, Wakil Walikota, Max Lomban, Ketua DPRD, Santy Gerald Luntungan, Wakil Ketua DPRD, Maurits Mantiri, Sekretaris Kota, Edison Humiang, pejabat Pemprov dan Pemkot serta masyarakat Kota Bitung.(abinenobm)