Bolmong, BeritaManado.com – Penanganan bencana non alam corona virus disease 2019 (COVID-19) membuat pemerintah baik di pusat maupun daerah terpaksa merelokasi dan refocussing anggaran untuk penanganan pandemi tersebut.
Dampaknya turut dirasakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong), yang terpaksa menunda relokasi pedagang dari Pasar Lolak ke Pasar Dulangon.
“Harus tertunda, karena ada beberapa fasilitas yang harus dibenahi di lokasi Pasar Dulangon. Seperti ketersediaan air bersih dan toilet umum,” ucap Kepala Dinas Perdagangan dan Energi Sumberdaya Mineral Pemkab Bolmong, Tony Toligaga.
Menurut Tony, pembenahan fasilitas-fasilitas penunjang tersebut harus tertunda karena anggaran yang telah telah direlokasi.
Selain itu, dijelaskan Tony, penundaan relokasi juga disebabkan karena menunggu Terminal Tipe A yang berdekatan dengan lokasi Pasar Dulangon selesai dibangun dan mulai beroperasi.
“Karena kami juga harus memikirkan nasib pedagang, jangan sampai ketika pindah justru tidak ada pembeli karena terminal belum beroperasi. Tapi pembangunan terminal juga tertunda akibat COVID-19,” kata Tony.
Tony dalam kesempatan yang sama juga mengingatkan pedagang untuk sama-sama mencegah penyebaran virus corona.
“Pedagang harus tetap mengikuti protokol kesehatan serta mengikuti anjuran 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak),” pesannya.
Terpisah, rencana relokasi pasar menurut Hawani Paputungan (55) salah satu pedagang di Pasar Lolak mengaku, dirinya siap jika harus direlokasi.
“Namun harus semuanya, jagan ada pilih kasih. Jika di pindah, ya di pindah semua,” ucap Hawani.
Sementara, Andi Abdulah Paputungan (27) salah satu pedagang lainnya mengatakan, meski dirinya siap jika memang harus direlokasi, tetapi terselip harapan agar bisa tetap di Pasar Lolak.
“Kamj siap mengikuti anjuran pemerintah untuk di relokasi. Tapi, menurutnya, alangkah baiknya jika tetap di sini. Karena mengingat tempat yang di Dulangon itu jauh dari jalan,” tutur Andi.
Andi juga mengeluhkan biaya transport yang harus dikeluarkan para pedagang untuk mengangkut dagangan mereka ke Pasar Dulangon.
“Biaya tranportasi akan semakin mahal. Nah, tentunya yang diuntungkan itu para abang bentor bukan pedagang. Harapan kami saat di relokasi, pemerintah telah memikirkan solusi agar kami para pedagang juga tidak sampai merugi,” tutup Andi.
(Penulis: Iswahyudi Masloman)