Bitung, Beritamanado.com – Sejumlah pemilik kolam budidaya ikan tawar di Kelurahan Sagerat Lingkungan II Kecamatan Matuari harus menanggung kerugian puluhan juta.
Pasalnya, ratusan ekor ikan siap panen ditemukan mengapung, Selasa (03/03/2020) diduga akibat tercemar pabrik pengolahan buah kelapa yang tak jauh dari lokasi kolam.
Menurut sejumlah pemilik kolam, kejadian itu bukan kali pertama terjadi, namun sudah beberapa kali semenjak pabrik pengolahan buah kelapa beroperasi.
“Ini sudah kejadian yang kesekian, ikan tiba-tiba mengapung dan kami sudah beberapa kali melaporkan tapi belum ada solusi hingga kini,” kata pemilik kolam, Sintje Rumbayan Pontoh.
Anggota Kelompok Perikanan Selaras ini mengatakan, dugaan peyebab ikan mati dikarenakan air kelapa olahan hanya dibuang sembarang hingga mencemari air tanah dan berimbas pada matinya ikan.
“Salah satu bukti adalah air dikolam berminyak, jadi kami bukan asal tuduh dan ini terjadi setelah pabrik olahan buah kelapa beroperasi,” katanya.
Sintje juga mengaku, kali ini dirinya harus merugi karena tiga karung ikan siap panen mati dan itu belum termasuk ikan kecil ikut mati akibat air tercemar.
“Kalau ganti rugi sudah dari tahun lalu kami minta, kami hanya minta solusi agar tidak terus merugi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan pemilik kolam lainnya, Mery Kemur Worotikan yang mengaku 238 ekor ikan siap panen miliknya ikut mengapung.
“Kami mohon pemerintah turun tangan mencari solusi karena kejadian ini terus terulang semenjak pengolahan buah kelapa beroperasi,” kata Mery.
Kejadian itu langsung ditindaklanjuti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Bitung dengan menurunkan tim dipimpin Kelapa DLH Pemkot Bitung, Sadat Minabari.
Kepada sejumlah Wartawan, Sadat menyatakan pihaknya sudah mengecek sumber mata air yang melewati pabrik pengolahan buah kelapa menuju ke sejumlah kolam ikan milik warga.
“Kami akan mengambil sampel di titik sumber mata air, tengah dan akhir untuk memastikan apakah betul ada pencemaran,” kata Sadat.
Selain itu, Sadat juga menyatakan akan mengambil sampel ikan untuk diperiksa di Balai Perikanan agar diketahui apakah penyebab kematian karena air tercemar atau disebabkan hal lain.
“Kami juga akan panggil pemilik pengolahan buah kelapa dan pemilik kolam serta masyarakat untuk duduk bersama mencari solusi sambil menunggu hasil pengujuan sampel,” katanya.
(abinenobm)