Manado – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke V yang bakal digelar di Desa Koha Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada 14-17 Maret 2018 sudah semakin dekat.
Karena itu Ketua Organizing Commite Rakernas AMAN V, Nedine Helena Sulu, bersama relasi Media di steering committee Aman nasional, Titi Pangestu dan penanggung jawab Rakernas, Arifin Monang Saleh serta jajaran pengurus Aman menggelar pertemuan bersama seluruh awak media di Sulut untuk membantu sosialisasi kegiatan tersebut, Sabtu (10/3/2018) di Restoran Wahaha Manado.
Hasil keputusan Kongres AMAN ke V 2017 lalu, Sulut terpilih sebagai tempat terlaksananya Rakernas AMAN ke V dan Kongres 5 tahun kemudian di Papua.
Adapun Tema Rakernas, “Memperkuat Organisasi untuk Memastikan Pemenuhan Hak-hak Masyarakat Adat oleh Negara dalam mewujudkan Kedaulatan Politik, Kemandirian Ekonomi dan Kemartabatan Budaya”.
Pada Rakernas V Aman bakal dihadiri, Presiden RI, Joko Widodo yang diwakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Arifin Monang Saleh Pengurus Besar AMAN, Sekjen AMAN dan Dewan AMAN Nasional, serta 21 Pengurus Wilayah (PW) AMAN, 116 Pengurus Daerah (PD) AMAN yang tersebar di Seluruh Indonesia.
Selain itu 3 organisasi sayap AMAN yaitu, Persekutuan Perempuan Adat Nusantara AMAN (PEREMPUAN AMAN), Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) dan Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN). Termasuk Badan-Badan Otonom AMAN bakal terlibat, yaitu; Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA), Koperasi Produsen AMAN Mandiri (KPAM) dan Yayasan Pendidikan Masyarakat Adat Nusantara (YPMAN).
Pada Sarasehan Rakernas AMAN Ke V bakal membahas isu-isu tematik yang menjadi perhatian khusus masyarakat adat dengan melibatkan beberapa narasumber, mewakili pemerintah pusat, daerah dan para ahli, sesuai dengan materi.
“Sebanyak 450 peserta yang akan datang dan semua komunitas yang hadir bekerja membela adat dengan melihat kebijakan pemerintah melindungi hak masyarakat adat,” kata Titi Pangestu.
Lanjut Titi Pangestu, bahwa pada 14/3/2018 nanti ada dialog politik mengenai pertaruhan masyarakat adat, karena AMAN termasuk pendukung Jokowi dengan berlandasan nawacitanya.
“Sekarang kita lagi menyusun RUU masyarakat adat tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat (RUU PPHMA) agar menjadi UU, oleh DPR RI dan Pemerintah,” terang Titi Pangestu.
Sementara itu, Nadine Usulu berharap Rakernas AMAN ke V dapat dibuka Gubernur Sulut, Olly Dodokambey.
“Selanjutnya pada 17/3/2018 merupakan hari kebangkitan masyarakat adat. Sehingga akan ada pawai berjalan kaki sejauh 1.3 Km di Tondano, bersama seluruh masyarakat adat Indonesia dengan latar belakang berbeda,” pungkas Nedine Sulu.
(Anes Tumengkol)
Manado – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke V yang bakal digelar di Desa Koha Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada 14-17 Maret 2018 sudah semakin dekat.
Karena itu Ketua Organizing Commite Rakernas AMAN V, Nedine Helena Sulu, bersama relasi Media di steering committee Aman nasional, Titi Pangestu dan penanggung jawab Rakernas, Arifin Monang Saleh serta jajaran pengurus Aman menggelar pertemuan bersama seluruh awak media di Sulut untuk membantu sosialisasi kegiatan tersebut, Sabtu (10/3/2018) di Restoran Wahaha Manado.
Hasil keputusan Kongres AMAN ke V 2017 lalu, Sulut terpilih sebagai tempat terlaksananya Rakernas AMAN ke V dan Kongres 5 tahun kemudian di Papua.
Adapun Tema Rakernas, “Memperkuat Organisasi untuk Memastikan Pemenuhan Hak-hak Masyarakat Adat oleh Negara dalam mewujudkan Kedaulatan Politik, Kemandirian Ekonomi dan Kemartabatan Budaya”.
Pada Rakernas V Aman bakal dihadiri, Presiden RI, Joko Widodo yang diwakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Arifin Monang Saleh Pengurus Besar AMAN, Sekjen AMAN dan Dewan AMAN Nasional, serta 21 Pengurus Wilayah (PW) AMAN, 116 Pengurus Daerah (PD) AMAN yang tersebar di Seluruh Indonesia.
Selain itu 3 organisasi sayap AMAN yaitu, Persekutuan Perempuan Adat Nusantara AMAN (PEREMPUAN AMAN), Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) dan Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN). Termasuk Badan-Badan Otonom AMAN bakal terlibat, yaitu; Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA), Koperasi Produsen AMAN Mandiri (KPAM) dan Yayasan Pendidikan Masyarakat Adat Nusantara (YPMAN).
Pada Sarasehan Rakernas AMAN Ke V bakal membahas isu-isu tematik yang menjadi perhatian khusus masyarakat adat dengan melibatkan beberapa narasumber, mewakili pemerintah pusat, daerah dan para ahli, sesuai dengan materi.
“Sebanyak 450 peserta yang akan datang dan semua komunitas yang hadir bekerja membela adat dengan melihat kebijakan pemerintah melindungi hak masyarakat adat,” kata Titi Pangestu.
Lanjut Titi Pangestu, bahwa pada 14/3/2018 nanti ada dialog politik mengenai pertaruhan masyarakat adat, karena AMAN termasuk pendukung Jokowi dengan berlandasan nawacitanya.
“Sekarang kita lagi menyusun RUU masyarakat adat tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat (RUU PPHMA) agar menjadi UU, oleh DPR RI dan Pemerintah,” terang Titi Pangestu.
Sementara itu, Nadine Usulu berharap Rakernas AMAN ke V dapat dibuka Gubernur Sulut, Olly Dodokambey.
“Selanjutnya pada 17/3/2018 merupakan hari kebangkitan masyarakat adat. Sehingga akan ada pawai berjalan kaki sejauh 1.3 Km di Tondano, bersama seluruh masyarakat adat Indonesia dengan latar belakang berbeda,” pungkas Nedine Sulu.
(Anes Tumengkol)