TOMOHON-Pengerjaan proyek peningkatan kapasitas produksi baru dengan sumber air di perkebunan Mah’limbukar yang sementara dikerjakan dinas terkait dalam hal ini Dinas PU Kota Tomohon, diharapkan mampu mengatasi permasalahan air di Kota Bunga ini.
Hal tersebut diungkapkan juru bicara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tomohon Zusan Ticoalu SH kepada beritamanado.com ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis 17 November 2011. “Ya, Jika sudah beroperasi, yang diharapkan tentunya mengatasi permasalahan ketersediaan air di Kota Tomohon,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk kapasitas terpasang saat ini baru sekitaran 80-an liter per detik sehingga belum mampu memenuhi permintaan air di Kota Tomohon. “Kapasitas terpasang saat ini, Sineleyan dengan sistem pompa 80 liter per detik sedangkan Sasala’ I dan II itu tujuh liter per detik dengan sistem gravitasi. Jumlah ini memang belum cukup memenuhi kebutuhan para konsumen di Tomohon,” ujarnya.
Sehingga dengan adanya proyek tersebut, akan menambah kapasitas terpasang. “Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dalam posisi normal Mah’limbukar mampu menghasilkan air 100 hingga 125 liter per detik. Di saat kemarau memang mengalami penurunan yakni 70 liter per detik. Sementara kapasitas yang digunakan hanya 50 liter per detik. Berarti ada 20 liter per detik sebagai cadangan. Angka ini diyakini mampu menopang dua sumber lainnya,” kuncinya seraya menambahkan saat ini telah ada tiga liter per detik yang diambil dari Mah’limbukar dengan ukuran pipa 100 mm. (iker)
TOMOHON-Pengerjaan proyek peningkatan kapasitas produksi baru dengan sumber air di perkebunan Mah’limbukar yang sementara dikerjakan dinas terkait dalam hal ini Dinas PU Kota Tomohon, diharapkan mampu mengatasi permasalahan air di Kota Bunga ini.
Hal tersebut diungkapkan juru bicara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tomohon Zusan Ticoalu SH kepada beritamanado.com ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis 17 November 2011. “Ya, Jika sudah beroperasi, yang diharapkan tentunya mengatasi permasalahan ketersediaan air di Kota Tomohon,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk kapasitas terpasang saat ini baru sekitaran 80-an liter per detik sehingga belum mampu memenuhi permintaan air di Kota Tomohon. “Kapasitas terpasang saat ini, Sineleyan dengan sistem pompa 80 liter per detik sedangkan Sasala’ I dan II itu tujuh liter per detik dengan sistem gravitasi. Jumlah ini memang belum cukup memenuhi kebutuhan para konsumen di Tomohon,” ujarnya.
Sehingga dengan adanya proyek tersebut, akan menambah kapasitas terpasang. “Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dalam posisi normal Mah’limbukar mampu menghasilkan air 100 hingga 125 liter per detik. Di saat kemarau memang mengalami penurunan yakni 70 liter per detik. Sementara kapasitas yang digunakan hanya 50 liter per detik. Berarti ada 20 liter per detik sebagai cadangan. Angka ini diyakini mampu menopang dua sumber lainnya,” kuncinya seraya menambahkan saat ini telah ada tiga liter per detik yang diambil dari Mah’limbukar dengan ukuran pipa 100 mm. (iker)