Manado — Pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara patut berbangga memiliki sejumlah tokoh nasional yang berperan besar sebelum dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
Mr Alexander Andries Maramis, satu dari beberapa pahlawan Sulawesi Utara yang memiliki reputasi besar yakni salah-satu perumus Pancasila, tim BPUPKI, pernah menjabat Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri dimasa Presiden Soekarno.
Presiden RI Joko Widodo akhirnya mengabulkan rekomendasi Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE untuk menetapkan almarhum Alexander Andries Maramis sebagai Pahlawan Nasional.
Kamis (7/11/2019), Menteri Sosial melalui Direktur Jendral Pemberdayaan Sosial dalam surat nomor: 555/3/PB.05.01/11/2019, menyebutkan bahwa sesuai dengan hasil penemuan Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden RI pada tanggal 6 November 2019 dan surat Menteri Sosial RI nomor: 23/MS/A/09/2019 tanggal 9 September 2019 perihal usulan calon Pahlawan Nasional tahun 2019, mendapatkan persetujuan Presiden RI untuk dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2019, atas nama Alm. Mr Alexander Andries Maramis.
Berikut Profil Singkat Mr. Alexander Andries Maramis
Mr. Alexander Andries Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara, Hindia Belanda 20 Juni tahun 1897 – meninggal di Indonesia tahun 1977 Dalam Usia 80 Tahun, adalah pejuang kemerdekaan Indonesia.
Dia pernah jadi anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri Keuangan pertama Republik Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pada tahun 1945.
Semasa remaja Maramis mengawali pendidikannya di ELS (European Elementary School) pada tahun 1911. Kemudian pada tahun 1918, ia melanjutkan pendidikannya ke HBS dan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Leiden, Belanda. Maramis lulus dengan gelar “Meester in de Rechten” (Mr) pada tahun 1924.
Pada saat Belanda melancarkan Agresi militer ke II, beliau diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Pemerintah Darurat RI (PDRI) yang Ditugaskan untuk pengasingan dan berkedudukan di New Delhi, India.
Semasa hidupnya Beliau pernah juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Filipina, Jerman Barat, dan Rusia. Ia mempunyai istri bernama Elizabeth Maramis Velthoed yang merupakan seorang wanita asal Belanda.
Di awal jabatan politiknya, Mr. A.A. Maramis menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun 1945, bersama rekan seperjuangan lainnya antara lain Ir. Soekarno dan Mr. Ahmad Subardjo.
Mr. A.A. Maramis adalah salah satu orang yang merumuskan dan menandatanganiPiagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dia mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila kepada Drs. Mohammad Hatta setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.
Mr. A.A. Maramis juga adalah salah satu orang yang menandatangani Piagam tersebut bersama dengan Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Berkat perjuangannya, Mr. A.A. Maramis menerima Bintang Mahaputera dan Bintang Gerilya dari pemerintah Republik Indonesia.
Mr. A.A. Maramis meninggal dunia pada 31 Juli 1977, Jenazahnya disemayamkan di Ruang Pancasila Departemen Luar Negeri dan dilanjutkan dengan upacara militer untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Nama: Mr. Alexander A. Maramis
Tempat Lahir: Manado
Tanggal Lahir: 20 Juni 1887
Pendidikan:
– ELS (European Elementary School), 1911
– HBS, 1918
– Fakultas Hukum Universitas Leiden, Belanda dengan gelar “Meester in de Rechten” (Mr), 1924
(rds)
Baca Juga:
- Gubernur OLLY DONDOKAMBEY Rekomendasikan AA MARAMIS Sebagai Pahlawan Nasional
- Presiden Kabulkan Rekomendasi Gubernur Olly Dondokambey, Mr AA Maramis Jadi PAHLAWAN NASIONAL