Bolmong, BeritaManado.com — Bicara soal bisnis ikan sidat, Staf Khusus (Stafsus) Gubernur Bidang Ekonomi, Firasat Mokodompit memang getol memasarkan komoditi air tawar yang satu ini.
Terhitung, 4 hari kunjungannya ke daerah Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Kotamobagu sejak 7 hingga 10 september lalu, dikhususkan guna meninjau potensi bisnis sidat dan komoditas air tawar potensial lainnya.
Membawa serta peneliti asal Unsrat Manado dan Inggris, Firasat terlebih dahulu menyambangi Kotamobagu guna melihat lokasi budidaya ikan sidat di Desa Tabang, Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Wali Kota Kotamobagu, Tatong Bara bahkan merespon langsung dengan menyiapkan perluasan area tambak sidat.
Tatong juga berencana menjadikan Tabang sebagai sentra ikan dengan sebutan lokal ‘sogili‘ tersebut, lengkap dengan sistem pendidikan, pelatihan dan pengembangan di lokasi yang sama.
“Kami akan melihat pos-pos anggaran pada APBD Perubahan (jika ada) terkait pengembangan sidat dan komoditi potensial lainnya,” ujar Tatong Bara, ditemui di kediamannya di Puncak Passi Kotamobagu, Rabu (7/9/2022) malam.
Komoditas air tawar lokal mampu angkat ekonomi masyarakat
Respon positif juga datang dari Bupati Bolmong, Limi Mokodompit yang menerima langsung rombongan Stafsus Firasat Mokodompit.
“Untuk Sidat di wilayah Bolmong sesuai kajian akan dipusatkan di Bumbung Lolak. Sementara Bungin Motabang untuk budidaya lobster air tawar,” jelas Limi.
Dalam presentasinya, Firasat mengutip penjelasan peneliti ikan air tawar, Prof Dr Ir Alex Kawilarang Warouw Masengi MSc yang menyebut pasar ikan sidat membentang mulai dari Jepang, Tiongkok hingga benua Eropa.
“(Diperkirakan) 600 ribu ton kebutuhan sidat per tahun. Bahkan Jepang sendiri mewajibkan ibu-ibu hamil untuk konsumsi sidat,” terang dia.
Ia optimis, komoditas air tawar lokal ini mampu mengangkat ekonomi masyarakat, dan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan.
“Potensi income-nya bisa mencapai empat miliar rupiah,” singkatnya.
(Rafsan Damopolii)