Bitung – Salah satu penyebab kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran 3 Kg di Kota Bitung adalah pengguna yang tidak tepat sasaran. Mengingat saat ini hampir semua lapisan masyarakat menggunakan LPG 3 Kg yang notabene bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut hanya diperuntukkan bagi warga kurang mampu atau warga miskin.
“Pegawai Negeri Sipil (PNS) seharusnya tidak menggunakan LPG 3 Kg karena mereka bukan golongan warga miskin,” kata Ketua Komisi A DPRD Kota Bitung, Victor Tatanude dalam rapat lintas komisi tentang permasalahan LPG 3 Kg di Kota Bitung, Kamis (30/1/2014).
Tapi kenyataannya, kata Tatanude, pada umumnya PNS malah memiliki 2 sampai 3 tabung LPG 3 Kg di rumah. Dengan demikian, setiap bulannya pasti LPG 3 Kg di Kota Bitung mengalami kelangkaan kendati jumlah pasokan untuk Kota Bitung melebihi dari cukup.
“PNS harus sadar dan tahu diri, mereka itu sudah memiliki penghasilan tetap, bukan lagi golongan yang perlu mendapatkan subsidi dari pemerintah karena tidak mampu,” katanya.
Ia berarap, tiap pangkalan selektif dalam menyalurkan LPG 3 Kg dan tidak segan-segan menegur jika ada PNS atau warga yang dianggap mampu hendak membeli LPG 3 Kg. “PNS itu harusnya membeli LPG yang 12 Kg bukan yang 3 Kg yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu,” katanya.
Apa yang dikatakan Tatanude dibenarkan Kadis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kota Bitung, Alex Watimana dan perwakilan PT Pertamina, Ahmad Ubaidillah. Keduanya mengatakan, LPG 3 Kg memang bukan untuk PNS dan warga yang mampu tapi hanya untuk warga kurang mampu.
“Aturannya PNS tidak masuk dalam daftar warga kurang mampu, karena mereka memiliki penghasilan tetap dan tunjangan dari pemerintah setiap bulannya sehingga tidak layak menggunakan LPG ukuran 3 Kg,” kata Watimena dan Ubaidillah.
Selain PNS, usaha rumah makan atau penjual makanan yang penghasilannya diatas Rp1 juta setiap hari, juga tidak diperkenankan menggunakan LPG 3 Kg. Namun sayangnya sistim pengawasan dilapangan yang tidak mampu untuk menjangkau para pengguna LPG 3 Kg sehingga pasokan selalu kurang yang mengakibatkan harga dinaikkan oleh sejumlah oknum.(abinenobm)