Manado, BeritaManado.com – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang bertugas di Bandara Sam Ratulangi membantah jika disebut tidak berbuat apa-apa.
Tudingan itu muncul saat video tentang meninggalnya salah satu penumpang di ruang tunggu keberangkatan pada 19 Desember 2022 lalu beredar dimana-mana.
Penumpang berjenis kelamin laki-laki tersebut diketahui berusia 87 tahun bernama Jonas dan akan melakukan perjalanan ke Jakarta menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID6281.
Perwakilan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dr. Priska Tolala selaku Koordinator Bidang Usaha Kesehatan Wilayah KPP mengungkapkan, begitu menerima informasi tentang kejadian di lantai 2 tepatnya ruang tunggu keberangkatan, petugas KKP langsung menuju ke lokasi kejadian.
Begitu tiba, Almarhum telah mendapat pertolongan pertama dari dokter dan perawat yang pada saat itu kebetulan menjadi penumpang.
“Petugas kami langsung melakukan tindakan pertolongan begitu tiba di lokasi dan itu ada video, kami di sana bukan tidak melakukan apa-apa. Petugas kami ada di sana dan memberikan penanganan CPR dan nafas buatan, dapat kami buktikan dengan video, jadi tidak seperti yang dikatakan orang yang tidak ada di lokasi saat itu,” ujar dr. Priska dalam jumpa pers di lantai 2 Kantor PT. Angka Pura I Bandara Sam Ratulangi, Selasa (10/1/2023).
Terkait kursi roda yang tidak disediakan untuk Almarhum sehingga seakan-akan dilakukan pembiaran, pihak KKP mengatakan keluarga sendiri telah memastikan jika sebelumnya Almarhum berada dalam kondisi yang sehat.
Untuk penggunaan kursi roda ada kriterianya, di mana butuh informasi dari penumpang, pengantar atau keluarga.
“Karena kami tidak akan tahu siapa saja yang membutuhkan kursi roda. Jadi kami butuh informasi, di mana informasi itu harus disampaikan oleh penumpang, keluarga, pengantar atau pengguna jasa,” kata Priska.
Sementara, dr. Friko Talumewo selaku petugas KKP yang memberi pertolongan kepada Almarhum memastikan, KKP telah memberi upaya maksimal dalam membantu Almarhum.
“Kami memberi pertolongan sambil menunggu kesiapan ambulance. Saat itu didapati tanda-tanda nadi sudah tidak ada dan hilang kesadaran. Tapi kami tetap evakuasi ke rumah sakit, kami bawa ke RS AURI dan diserahkan kepada pihak rumah sakit,” kata dr. Friko.
Sementara, GM Bandara Sam Ratulangi Minggus ET Gandeguai mengatakan, baik pihak Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi dan KKP mengantar Almarhum ke rumah sakit sampai mendapat kepastikan jika penumpang tersebut telah meninggal dunia.
“Kami pun turut bersama, dengan menyediakan ambulance untuk membawa Almarhum dari rumah sakit menuju ke rumah duka di Minahasa Utara,” kata Minggus.
(srisurya)