Manado — Jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak bisa hanya ditentukan dari jumlah orang yang telah dinyatakan positif dan menerima layanan kesehatan.
Hal ini disebabkan oleh pemeriksaan HIV sangat bergantung pada kesadaran diri masing-masing pribadi khususnya yang memiliki perilaku beresiko.
Dari data yang ada sekarang, setidaknya sudah ada 1500 orang di Manado yang dinyatakan positif HIV.
Meski demikian, Pemerintah Kota Manado lewat Dinas Kesehatan memastikan, layanan kesehatan kepada yang telah dinyatakan positif terus dilakukan, termasuk siap menerima siapa saja yang ingin memeriksakan diri.
“Khusus untuk HIV, bisa melakukan pemeriksaan di Puskesmas di mana saja. Jadi bagi yang hendak memeriksakan diri tapi malu atau merasa tidak enak di Puskesmas A, bisa ke Puskesmas B atau C,” ujar Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas kesehatan (Dinkes) Manado dr Joy Zeekeon.
Lanjutnya, setelah memeriksakan diri, lalu dinyatakan positif, maka akan ada pendampingan layanan kesehatan, salah satunya dengan pemberian obat, yaitu antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi secara rutin oleh pengidap HIV.
“Obat ini sama dengan obat lainnya yang biasa diminum kalau sakit. Fungsinya yaitu menekan pertumbuhan virus. Jadi kalau jumlahnya begitu, dengan mengkonsumsi ARV, jumlahnya tidak akan bertambah,” kata dr Joy.
Joy Zeekeon pun mengungkapkan, untuk pemeriksaan dan pengobatan, tidak dipungut biaya sama sekali.
“Periksa dan obat gratis, ini kan langsung dari pusat jadi tidak bergantung di daerah,” pungkas Joy.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Manado dr Ivan Sumenda Marthen menekankan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat, jauh dari perilaku berisiko seperti seks bebas.
“Terutama meningkatkan iman dan taqwa, spiritualitas kita. Makin dekat dengan Tuhan akan menjauhkan kita dari hal-hal demikian. Penyebaran HIV ini kan paling banyak karena hubungan badan yang dilakukan dengan bebas. Kalau sudah beresiko, maka sebaiknya langsung memeriksakan diri dan mendapat layanan kesehatan,” ucap dr Ivan.
(srisurya)