Manado, BeritaManado.com – Angka pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur di Sulawesi Utara (Sulut) ternyata cukup tinggi.
Pada tahun 2021 saja, Sulut masuk dalam peringkat 11 secara nasional.
Hal ini pun menjadi perhatian pemerintah, di mana Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven Kandou pada 2022 pernah mengingatkan agar pernikahan dini tidak menjadi kultur di Sulawesi Utara karena akan berdampak pada stunting dan kasus kemiskinan.
Kaitan antara pernikahan dini dan stunting pun dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Manado dr. Steaven Dandel MPH saat ditemui BeritaManado.com diruangannya pada Senin (9/1/2023).
Steaven Dandel menjelaskan, menjadi orang tua, khususnya ibu harus ada persiapan yang matang.
Itu sebabnya di Dinas Kesehatan ada yang namanya program pemberian multivitamin penambah darah bagi remaja putri.
Alasannya karena kondisi kesehatan dari calon ibu akan sangat berdampak pada kondisi bayi yang akan dilahirkan.
“Memang jika secara fisik, perempuan sudah siap (mengandung) sejak mendapat haid pertama kali, namun mentalnya belum tentu siap. Biasanya nanti akan siap mulai usia 25 tahun. Jika usia belasan sudah harus merawat anak, belum waktunya, masih usia bermain,” ujar dr. Steaven.
Kondisi mental yang belum stabil, ditambah dengan kehamilan menjadi faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan ibu dan janin, terutama pemenuhan gizi yang lengkap.
“Jika anak terlahir sudah dalam kondisi stunting maka tidak banyak yang bisa dilakukan. Itu sebabnya pencegahannya harus bisa dilaksanakan,” kata Steaven.
Untuk itu, sangat disarankan bagi mereka yang berencana akan menikah untuk memeriksakan kondisi kesehatan terlebih dahulu.
Contohnya, jika seorang wanita mengidap suatu penyakit maka akan berpotensi mengalami anemia dan hal itu akan bisa menyebabkan stunting pada anak.
Mengingat hal-hal semacam itu yang bisa terjadi, makanya wanita yang tengah mengandung, disarankan melakukan pemeriksaan rutin minimal 6 kali selama masa kehamilan.
Kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan pun akan terpantau sehingga penanganan medis yang tepat dapat dilakukan.
“Belum lagi akses untuk pemenuhan gizinya. Tapi pemeriksaan untuk ibu hamil itu dilakukan bukan hanya untuk stunting saja ya, tapi untuk seluruh risiko yang mungkin terjadi selama kehamilan,” kata Steaven.
Untuk usia dewasa saja sudah harus disiapkan dengan matang, sehingga pernikahan dini sangat tidak disarankan karena beresiko.
Steaven pun menekankan, stunting adalah problematika yang multifactor atau kompleks sehingga penanganannya membutuhkan campur tangan banyak pihak.
Banyak hal yang menjadi penyebab stunting, dari lingkungan, sanitasi, kesehatan, edukasi dan banyak lagi.
“Kami Dinas Kesehatan Kota Manado merupakan bagian kecil didalamnya dan kami semaksimal mungkin melakukan tanggung jawab kami. Target Indonesia untuk 2024 ini angkanya turun dari 16 menjadi 14, untuk kita di Manado sendiri angkanya 2,3 persen sekian dan kita akan upayakan untuk bisa makin rendah lagi,” pungkas Steaven.
(srisurya)