Ratahan – Terkait pembukaan tempat peribadatan, Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara (Mitra) mengimbau agar para pemimpin agama memperhatikan protokol kesehatan, dalam upaya mendukung penyebaran COVID-19.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Mitra, dr.Helny Ratuliu, untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Mitra saat ini sementara menyusun pedoman dalam peribadatan.
Terkait hal ini, Pemkab Mitra mengambil data hasil uji coba di GMIM Sion Wioi Wilayah Ratahan yang melakukan peribadatan sesuai surat edaran BPMS Sinode GMIM.
“GMIM Sion Wioi menjadi role model untuk peribadatan di masa normal baru. Dari uji coba tersebut, Pemkab akan membuat suatu pedoman yang sesuai, sebagai protokol kesehatan dalam peribadatan,” ungkap Helny Ratuliu, Senin (22/6/2020).
Lanjut dikatakannya, dengan dijadikannya GMIM Sion Wioi sebagai role model, Pemkab Mitra bisa melihat mana yang kurang sehingga bisa mencari solusi terbaik.
“Misal dalam persembahan, biasanya umat maju ke depan dan itu menyulitkan dalam menjaga jarak. Untuk itu nantinya akan dicoba petugas yang membawa sompoi kepada umat sehingga umat hanya duduk diam di tempat,” pungkas Helny Ratuliu.
Dirinya berharap agar Gereja dan Masjid bisa menyediakan fasilitas yang sesuai protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, pengukur suhu badan, dan disinfektan untuk disemprotkan di ruangan usai ibadah.
“Seperti di GMIM Sion Wioi kami siapkan semua itu. Ini sesuai hasil rapat dengan badan pekerja, di mana jemaat siapkan anggaran untuk fasilitas dan perlengkapan protokol kesehatan. Selain itu, ibadah di bagi empat sesi dan setiap selesai ibadah, disemprotkan disinfektan,” tutupnya.
Diketahui, dalam peribadatan di GMIM Sion Wioi, para jemaat yang hadir harus mencuci tangan lebih dahulu, diukur suhu badan, dan duduk sesuai dengan petunjuk yang ada, di mana jarak aman satu sama lain sudah diatur.
(***/Jenly Wenur)