Manado, BeritaManado.com — Usulan sistem kepemiluan ke depannya termasuk dalam Pilkada 2020 untuk lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi terus menjadi perbincangan hangat.
Salah satunya, pemungutan suara yang dilakukan secara daring (online) atau e-voting.
Menyambut usulan tersebut, anggota Komisi I DPRD Sulut Fabian Kaloh mengatakan sebaiknya kita belajar dari pengalaman beberapa Pemilu lalu yang dilakukan secara manual dan konfesional.
“Maka, wacana e-voting Pilkada 2020 di kondisi Pandemik saat ini adalah solusi yang baik walaupun ada banyak prasyarat yang harus disiapkan pemerintah dan penyelenggara Pilkada,” ungkap Fabian Kaloh.
Nah, lanjut Kaloh, kita mau gunakan sistem yang mana? Menggunakan Electronic Counting Machines (ECM) seperti yang digunakan pada e-voting di Filipina atau Sistem Electronic Voting Machine (EVM) seperti di India?
“Kedua sistem itu akan mempercepat rekapitulasi di TPS atau Desa/Kelurahan.
Prinsipnya sistem e-voting lebih baik dari proses manual, selain itu sudah pasti akan lebih low cost. Itu baiknya,” ujarny.
Walaup demikian, lanjut legislator yang dikenal kritis dan tegas ini, sistem tersebut tentu ada kekurangannya.
“Seperti rentan diserang hacker, ini bahaya sekali. Karna itu perlu sistem yang sophisticated dan tidak bisa dihack. Ada juga kendala lain, tidak semua pemilih sudah melek ITE,” ujarnya.
Namun, menurut mantan birokrat handal Sulut ini, akhirnya apapun sistem yang akan digunkan penyelenggara, harus disiapkan semua pirantinya.
“Termasuk aturan hukum, peralatan dan cara penggunaan dan lain-lain,” tutupnya.
(AnggawiryaMega)