Manado, BeritaManado.com — RSUP Prof Dr R D Kandou Manado kembali mengukir prestasi membanggakan di bidang pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan HIV.
Rumah sakit ini berhasil masuk nominasi penghargaan dalam layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV dengan capaian pemeriksaan viral load tertinggi untuk periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2024.
Penghargaan tersebut masuk kategori “Beban Orang Dengan HIV (ODHIV) Tinggi”, sebuah kategori yang menunjukkan jumlah pasien HIV yang tinggi dan kompleks.
Selain RSUP Kandou, penghargaan serupa juga diberikan kepada RSUP H Adam Malik Medan dan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso Jakarta.
Pengumuman capaian ini disampaikan pada acara penghargaan yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/9/2019).
Direktur Utama RSUP Kandou, Dr dr Ivonne Elisabeth Rotty MKes, mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan tersebut dan memberikan apresiasi kepada seluruh tim medis serta staf yang terlibat dalam pelayanan HIV.
Pencapaian ini, kata dia, merupakan hasil dari dedikasi dan komitmen seluruh staf RSUP Kandou di bawah pimpinan Kepala Lab Terpadu, dalam memberikan layanan yang berkualitas tinggi kepada pasien HIV, khususnya dalam kategori beban ODHIV yang tinggi.
“Kami bangga dapat berkontribusi dalam penanganan HIV dan membantu meningkatkan kualitas hidup para pasien,” ujar Dr. Ivonne.
Pemeriksaan viral load merupakan indikator penting dalam memantau efektivitas pengobatan HIV.
Dengan keberhasilan mencapai pemeriksaan viral load tertinggi di kategori “Beban ODHIV Tinggi”, RSUP Kandou menunjukkan komitmennya untuk memberikan pengobatan yang efektif dan membantu pasien HIV mencapai kondisi yang stabil dan terkontrol.
Capaian ini menjadi bukti bahwa RSUP Kandou senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi kepada masyarakat, terutama dalam upaya menangani HIV.
Melalui prestasi ini, diharapkan semakin banyak rumah sakit di Indonesia yang termotivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah dengan jumlah pasien ODHIV yang tinggi, sehingga angka prevalensi HIV di Indonesia dapat terus ditekan.
Pencapaian ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi institusi kesehatan lainnya untuk semakin fokus pada peningkatan layanan HIV dan mendukung upaya nasional dalam menekan penyebaran virus ini.
(***/jenlywenur)