BITUNG—Sebagai salah satu pintu gerbang masuk wilayah Sulut, rupaya pelabuhan kota Bitung masih perlu mendapat perhatian. Terutama masalah menpecegahan masuknya sejumlah virus mematikan seperti flu burung tentu tidak dapat dicegah jika melewati pelabuhan kota Bitung, karena saat ini pelabuhan yang diwacanakan akan menjadi pelabuhan internasional ini tidak memiliki alat pendeteksi suhu tubuh bagi para penumpang.
“Jadi jangan heran jika virus seperti flu burung dan virus mematikan lainnya bisa bebas masuk ke wilayah Sulut melewati pelabuhan kota Bitung, karena jelas di pelabuhan tidak ada alat pendeteksi suhu tubuh yang bisa mencegah virus-virus mematikan masuk,” kata salah satu personil LSM Lembeh Bersatu, Muzakhir Boven, Sabtu (16/7).
Boven sendiri mengaku, alat pendeteksi suhu tubuh sendiri sudah dimiliki Pemkot Bitung, dalam hal ini Kantor Pengendalian Karantina KKP kota Bitung. Namun sayang alat tersebut hanya dipasang di pintu masuk keluar penumpang ketika ada acara besar atau kunjungan pejabat ke lokasi pelabuhan. Namun pada hari-hari biasa alat tersebut tidak dipasang, apalagi jika ada keberangkatan kapal Pelni.
“Saya mendapat informasi, alat pendeteksi suhu tubuh yang dimiliki Kantor Pengendalian Karantina KKP kota Bitung tidak dipasang 1×24 jam di terminal penumpang karena tidak ada ruangan yang diberikan oleh PT Pelindo,” ujar Boven.
Boven sendiri sangat menyesalkan sikap PT Pelindo yang tidak pro aktif membantu Pemkot Bitung dalam mencegah masuknya sejumlah virus ke kota Bitung. Seperti pemberian ruangan kepada Kantor Pengendalian Karantina KKP kota Bitung untuk meletakkan alat pendeteksi suhu tubuh dan raungan bagi petugas kesehatan yang memantau alat tersebut.
Apa yang dikatakan Boven dibenrkan oleh Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi KKP kota Bitung, dr Pingkan Pijoh. Dimana menurut Pijoh, alat tersebut harus mereka simpan karena memang tidak ada ruangan yang diberikan oleh pihak PT Pelindo bagi petugas yang melakukan pemantauan alat.
“Kami sudah beberapa kali bermohon kepada PT Pelindo, namun hingga saat belum mendapat respon. Padahal alat pendeteksi suhu tubuh tersebut sangat penting untuk dipasang permanen di terminal penumpang. Tapi sayangnya kami tidak diberi ruangan oleh PT Pelindo,” kata Pijoh.(en)