Langowan – Pasar Tradisional Langowan dinilai sangat layak untuk dijadikan salah satu destinasi wiasta unggulan.
Salah satu daya tariknya yaitu adanya hewan-hewan ekstrim yang dijual bebas oleh pedagang seperti ular patola, kelelawar, anjing, tikus (bukan tikus rumah), bahkan yaki.
Waktu yang paling cocok untuk wisatawan melihat hewan-hewan ekstrim yang dijual yaitu pada hari Sabtu atau sehari sebelum hari raya atau pengucapan syukur.
Dijamin, wisatawan akan geleng kepala saat melihat ular patola dan lainnya terpajang di lapak dagangan.
Namun lagi-lagi yang menjadi kendala adalah belum tersedianya infrastruktur yang memadai. Memang yang namanya pasar tidak harus seperti swalayan.
Cukup dengan penataan lapak dagangan dan jalur transportasi yang teratur, itu sudah cukup membuat masyarakat nyaman.
Untuk kaitannya sebagai objek wisata, maka tinggal ditambah beberapa hal penting misalnya pusat informasi komoditi dan pedagang itu sendiri.
Semua informasi tentang pasar tersebut akan menjadi suguhan pengetahuan bagi wisatawan.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Minahasa Denni Kalangi kepada BeritaManado.com, Selasa (6/6/2017) mengatakan bahwa pemerintah sebaiknya juga memperhatikan infrastruktur yang berhubungan langsung dengan sector pariwisata.
“Pasar Langowan butuh pembangunan infrastruktur, perluasan kawasan, serta hal lain yang dinilai dapat menunjang pengembangan lokasi sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Minahasa. Saya pikir itu yang harus dlakukan peemrintah,” kata Kalangi. (frangkiwullur)
Langowan – Pasar Tradisional Langowan dinilai sangat layak untuk dijadikan salah satu destinasi wiasta unggulan.
Salah satu daya tariknya yaitu adanya hewan-hewan ekstrim yang dijual bebas oleh pedagang seperti ular patola, kelelawar, anjing, tikus (bukan tikus rumah), bahkan yaki.
Waktu yang paling cocok untuk wisatawan melihat hewan-hewan ekstrim yang dijual yaitu pada hari Sabtu atau sehari sebelum hari raya atau pengucapan syukur.
Dijamin, wisatawan akan geleng kepala saat melihat ular patola dan lainnya terpajang di lapak dagangan.
Namun lagi-lagi yang menjadi kendala adalah belum tersedianya infrastruktur yang memadai. Memang yang namanya pasar tidak harus seperti swalayan.
Cukup dengan penataan lapak dagangan dan jalur transportasi yang teratur, itu sudah cukup membuat masyarakat nyaman.
Untuk kaitannya sebagai objek wisata, maka tinggal ditambah beberapa hal penting misalnya pusat informasi komoditi dan pedagang itu sendiri.
Semua informasi tentang pasar tersebut akan menjadi suguhan pengetahuan bagi wisatawan.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Minahasa Denni Kalangi kepada BeritaManado.com, Selasa (6/6/2017) mengatakan bahwa pemerintah sebaiknya juga memperhatikan infrastruktur yang berhubungan langsung dengan sector pariwisata.
“Pasar Langowan butuh pembangunan infrastruktur, perluasan kawasan, serta hal lain yang dinilai dapat menunjang pengembangan lokasi sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Minahasa. Saya pikir itu yang harus dlakukan peemrintah,” kata Kalangi. (frangkiwullur)