Bupati Tetty Paruntu
AMURANG – Perayaan memperingati Haornas ke-28 di akhir pekan kemarin, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu mengatakan komitmennya untuk mengangkat kesenian dan budaya lokal lainnya. “Saya sangat mendukung terangkatnya kembali kesenian daerah seperti Maengket, Kabasaran dan kesenian daerah lainnya. Dan saya berjanji akan terus memberikan suport akan pengembangannya,” sebut bupati Paruntu.
Dia juga memintakan agar kesenian daerah lebih sering ditampilkan, bahkan kalau perlu dibuatkan event tetap. Termasuk didalamnya dengan melombakan kesenian, sehingga dapat menumbuhkembangkan kecintaan akan kesenian daerah.
“Coba dibuatkan even juga pertandingan sebagai contoh Maengket. Bajunya saja sudah dapat dilombakan, jadi saya mintakan dapat segera dibuat dan pasti akan diberikan suport untuk itu,” janjinya.
Dipaparkannya juga budaya lokal memuat kearifan yang saat ini sudah banyak ditinggalkan. Salah satunya Mapalus. Selain sebagai metode kerja, Mapalus juga merupakan ciri dari masyarakat Minahasa. “Jangan sampai kita meninggakan kearifan lokal serta keseniannya, kalau perlu malah digali kembali, karena ini adalah karakter daerah,” pungkasnya. (ape)
Bupati Tetty Paruntu
AMURANG – Perayaan memperingati Haornas ke-28 di akhir pekan kemarin, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu mengatakan komitmennya untuk mengangkat kesenian dan budaya lokal lainnya. “Saya sangat mendukung terangkatnya kembali kesenian daerah seperti Maengket, Kabasaran dan kesenian daerah lainnya. Dan saya berjanji akan terus memberikan suport akan pengembangannya,” sebut bupati Paruntu.
Dia juga memintakan agar kesenian daerah lebih sering ditampilkan, bahkan kalau perlu dibuatkan event tetap. Termasuk didalamnya dengan melombakan kesenian, sehingga dapat menumbuhkembangkan kecintaan akan kesenian daerah.
“Coba dibuatkan even juga pertandingan sebagai contoh Maengket. Bajunya saja sudah dapat dilombakan, jadi saya mintakan dapat segera dibuat dan pasti akan diberikan suport untuk itu,” janjinya.
Dipaparkannya juga budaya lokal memuat kearifan yang saat ini sudah banyak ditinggalkan. Salah satunya Mapalus. Selain sebagai metode kerja, Mapalus juga merupakan ciri dari masyarakat Minahasa. “Jangan sampai kita meninggakan kearifan lokal serta keseniannya, kalau perlu malah digali kembali, karena ini adalah karakter daerah,” pungkasnya. (ape)