Langowan, BeritaManado.com — Paroki St. Petrus Langowan merupakan paroki salah satu paroki tertua yang ada di Keuskupan Manado, dimana sesuai dengan petunjuk dari Buku Baptis, permandian pertama dilakukan pada tanggal 19 September 1868 oleh seorang misionaris Jesuit bernama Pater Johanes de Vries SJ.
Ada yang unik dari paroki yang baru saja merayakan Yubelium 150 Permandian Pertama pada 2 September 2018 lalu yang dipusatkan di Gereja Stasi Kawatak serta kompleks makam baru perintis kembalinya misi Katolik di Keuskupan Manado Daniel Mandagi dan Tentji Londah.
Baru-baru ini telah dibuat museum dan perpustakaan sederhana dengan memanfaatkan sebuah ruangan kecil di pastoran gereja yang menampilkan koleksi buku dan perlengkapan busana imam berupa Kasula dan Stola.
Dari beberapa koleksi Kasula yang ada, beberapa diantaranya berbentuk cukup unik dan diduga telah berusia diatas 50 bahkan ratusan tahun, hanya saja hingga saat ini belum diperoleh informasi detai mengenai hal itu.
Dari keterangan beberapa tokoh umat yang ada, kemungkinan besar, Kasula itu digunakan para misionaris sebelum jaman kemerdekaan Indonesia, karena sesudah itu, bentuk dan model Kasula sudah seperti yang ada saat ini.
Uskup Emeritus Manado Mgr. Yosep Suwatan MSC yang mengetahui upaya ini memberikan apresiasi, dengan harapan akan terus dikembangkan sejalan dengan tulisan-tulisan sejarah perkembangan umat Katolik Paroki St. Petrus Langowan.
“Ini akan menjadi sarana edukasi iman umat, dimana penemuan-penemuan benda bersejarah akan memberikan pemahaman kepada umat betapa berharganya sejarah itu sendiri karena akan memiliki hubungan dari masa ke masa,” ungkap Suwatan.
Pada bagian lain, tokoh umat Jotje Tulangow mengatakan kepada BeritaManado.com, Kamis (14/3/2019) menyatakan bahwa apa yang dilakukan gereja itu merupakan sesuatu yang positif dan perlu didukung terus. (Frangki Wullur)