Manado, BeritaManado.com – Setiap tanggal 9 Februari, insan pers merayakan Hari Pers Nasional (HPN). Hal tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985.
Keputusan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985 itu menyebutkan bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
Di era sekarang ini, perkembangan teknologi informasi berkembang pesat dan berpengaruh juga dalam dunia media. Kemajuan tersebut menghadirkan media online yang sudah tak terbendung dan tak dapat dihindarkan lagi eksistensinya.
Buktinya, di Sulawesi Utara sendiri, sudah sangat banyak sekali media online yang eksis memberikan kontribusi pemberitaan bagi masyarakat disini. Namun sayang, dari banyaknya media online tersebut, hanya sebagian saja yang tidak cacat administrasi dan beberapa saja yang telah terverifikasi, baik administrasi maupun faktual oleh Dewan Pers.
Menanggapi hal tersebut, ditemui BeritaManado.com, Senin (11/2/2019) di Gedung Rektorat Unsrat, Pakar Ilmu Komunikasi Politik FISIP Unsrat, Drs Max Rembang MSi mengajak media online untuk berbenah dalam momentum Hari Pers Nasional 2019 ini.
Menurut Max Rembang, media online dengan media mainstream sekarang sudah sama. Ia mengatakan bahwa media harus minimal memenuhi kelembagaan, namanya media pasti punya kelembagaan, salah satu ciri media adalah terlembaga.
“Oleh karena itu media online pun harus ada kelembagaan, harus jelas. Jadi siapa penanggung jawab, siapa pemimpin redaksinya, siapa redaktur pelaksananya, harus terlembaga dengan baik, supaya betul-betul media online juga dihargai,” kata Max Rembang yang juga selaku Kabag Humas Unsrat ini.
Ia menyampaikan jangan sampai suatu media tersebut hanya dikelola 1 orang, dalam artian orang tersebut rangkap menjadi pemilik media tersebut, penanggung jawab, pemimpin redaksi, hingga reporter.
“Jadi memang regulasi khusus tentang itu belum diatur secara teknis, tetapi sebenarnya dengan beberapa kali kita turun di Kominfo kemarin, saya sudah ingatkan itu bahwa perlu supaya betul-betul media online itu dihargai,” tandas mantan Pembantu Dekan FISIP Unsrat ini.
Max Rembang menilai sebenarnya kecenderungan anak milenial sekarang sangat suka membaca media online.
“Potensi media online sangat besar di era perkembangan teknologi informasi saat ini, mengingat peminat media cetak mulai berkurang,” katanya.
Menurutnya, bukan tidak mungkin suatu ketika media online akan sama dengan media mainstream.
“Tentu harus ada uji kompetensi, hal itu akan memberi legitimasi terhadap eksistensi jurnalis, lalu akan ada uji kelembagaan. Dengan begitu media online harus siap dari jauh hari,” tutup Max Rembang.
(PaulMoningka)