Airmadidi – Puluhan warga Pulau Bangka yang memberi nama Koalisi Selamatkan Pulau Bangka, nampak kelelahan ketika menggelar aksi damai di Mapolres Minahasa Utara. Mereka sebelumnya sudah melakukan aksi di Polda Sulut dan Dewan Sulut, Jumat (18/7/2014)
Tiba di Polres Minut sekitar Pukul 15.00 Wita, Koalisi Selamatkan Pulau Bangka hanya bisa memberikan utusan beberapa orang untuk bertemu dengan Kapolres Minut, AKBP Djoko Wienartono SIk.
Sementara perwakilan mereka menghadap kapolres, sebagian besar warga, duduk di depan pintu masuk Polres Minut. Karena tidak di ijinkan masuk, dan mendapat pengawalan dari sejumlah polisi termasuk beberapa polwan.
Dengan nada yang sayu, mereka nampak menghayati lagu yang dinyanyikan oleh seorang warga. Wajah-wajah para masyarakat terlihat sangat dikasihani. Mereka kompak menuntut keadilan di Pulau Bangka.
Bahkan seorang ibu, yang keluar dari gedung Polres yang mendatangi kelompok warga di luar, terlihat tak bisa menahan air matanya. Sambil memegang handuk, ibu itu pun menangis, sambil menuju ke seorang bapak yang sedang duduk.
Dua orang ibu muda kemudian ikut keluar dari gedung Polres Minut, mereka berdua ternyata istri dari dua warga Pulau Bangka yang ditahan pihak Polres Minut. Dengan wajah sedih, kedua ibu muda ini nampak memegang perut mereka.
Ternyata keduanya, sedang hamil muda. Seorang hamil 4 bulan dan satunya sudah sekitar 2 bulan. Mereka berdua pun berharap suami mereka mendapat penangguhan penahanan.
Tidak berselang lama, ada seorang nenek juga nampak kesal dengan ulah kepolisian terkait penanganan masalah di Pulau Bangka, antara masyarakat dan PT MMP yang dikomandani Mr Yang.
Nenek itu pun harus ditenangi oleh seorang polwan, sambil menyapu belakang sang nenek, polwan itu juga memberikan segelas air mineral untuk menenangkan aksi nenek.
Aksi damai dari warga koalisi selamatkan Pulau Bangka, di akhiri dengan doa. Dan sebuah lagu khas Sangihe pun bergema di Polres Minut.
“O Mawu… Rendinganeng, ko i kami manga elang U…” atau miliki arti “O Tuhan…Sertailah kami umat Mu…” Sebuah bujian dalam bentuk doa kepada Tuhan. Ini dinyanyikan warga Pulau Bangka ‘mengutuk’ tindakan pemerintah yang melakukan eksplorasi bahkan bakal eksploitasi tambang besi di pulau itu. (robintanauma)