Jakarta, BeritaManado.com — Menonton film Mariara Perjamuan Maut bagi Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt Dr (Hc) Jacklevyn Frits Manuputty, ibarat melihat kembali perjalanan panjang pelayanan yang telah dilalui dalam kehidupan rohaninya.
Hal ini diungkapkan oleh Pendeta Manuputty seusai menyaksikan tayangan perdana film yang digarap oleh putra-putri Sulawesi Utara (Sulut) tersebut di salah satu jaringan bioskop XXI di Jakarta, Rabu, 27 November 2024.
Menurut Pendeta Manuputty, cerita dalam Mariara Perjamuan Maut tak hanya relevan dengan pengalaman yang pernah dialaminya, tapi juga merupakan sebuah realita di masyarakat Kristen di Indonesia.
“Waktu itu saya masih Pendeta Muda dan tugasnya di salah satu daerah yang agak jauh dari kota. Peristiwanya sama persis dengan yang diangkat dalam film tersebut,” tuturnya.
Menurutnya, Mariara berhasil menangkap potret itu (cerita legenda urban Minahasa) dengan sangat baik, menyajikan cerita yang menggugah dan menyentuh banyak aspek kehidupan gereja dan umat Kristen di tanah air.
Pendeta Manuputty pun mengapresiasi kreativitas anak-anak Sulawesi Utara dalam meramu cerita tersebut menjadi sebuah karya film yang sangat menarik.
Dari sisi ide cerita, dialog, penggarapannya, dan adegan-adegannya, kata dia, Mariara sangat mengesankan.
“Keistimewaan inilah yang mungkin membuat Mariara bisa menembus domimasi (karya) mainstream, sehingga mampu menembus XXI,” papar Pendeta Manuputty pada Produser Mariara, Merdy Rumintjap.
Lebih lanjut, Pdt Manuputty mengajak seluruh warga gereja untuk menonton Mariara Perjamuan Maut sebagai bahan refleksi keimanan Kristen.
Sejak 27 November 2024, Mariara Perjamuan Maut telah resmi tayang perdana di jaringan bioskop XXI dan diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mengapresiasi karya anak bangsa yang sarat dengan nilai-nilai rohani dan kehidupan sosial.
(***/jenlywenur)