Airmadidi — Alviano Over Luntungan (Nano), bayi penderita Hydrosepalus atau penyakit menumpuknya suatu cairan di dalam otak yang lahir pada 22 Agustus 2014 dari pasangan Recky Israel Luntungan (30) dan Jeine Almen Sasuwu (29), hingga kini belum mendapatkan perawatan medis.
Menurut Jeine, dia terkendala dana untuk membiayai pengobatan anak keduanya itu. Apalagi, sang suami telah meninggal dunia pada tanggal 9 Mei 2014 karena komplikasi.
“Papa-nya meninggal saat kandungan saya masuk lima (5) bulan. Jadi saya hanya dibantu mama saya untuk memberi susu dan bubur Sun untuk Nano,” ujar Popy, sapaan akrab wanita malang itu.
Sesuai keterangan warga sekitar, pihak keluarga sudah berupaya, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
“Mereka hanya berharap dari penghasilan Yulda Lumepa, ibunda dari Popy Lumepa yang mencari nafkah dari menerima pesanan kue,” jelas Ibu Non Supit warga Kelurahan Rap-rap.
Kepada wartawan, Popy berharap agar membantu dirinya dalam mencari jalan keluar untuknya.
“Saya tidak berharap lebih, yang saya harapkan hanya satu yaitu anak saya bisa hidup normal seperti bayi yang lain. Biarlah semua bantuan yang ada, nanti Tuhan yang balas. Kami baru satu kali bawa Nano ke Posyandu, dengan harapan ada penanganan minimal solusi, tapi mereka juga bingung dan tak tahu harus bagaimana,” kenang Popy. (Finda Muhtar)