Bitung – Calon DPD Dapil Sulut, Maya Rumantir menyatakan moral bangsa Indonesia sangat merosot dan itu tak dapat dipungkiri. Hal ini ditadai dengan kasus korupsi kian menggurita di Negara ini yang melibatkan para pejabat yang notabene adalah pilihan masyarakat Indonesia.
“Makanya setiap pelayanan saya selalu membawa semangat kebangsaan dengan membagi-bagikan bendera merah putih agar bisa menumbuhkan semangat untuk mempebaiki bangsa ini,” kata Rumantir, Senin (30/12/2013).
Menurutnya, cara memilih pemimpin saat ini hanya berdarkan pada siapa yang mampu memberikan uang banyak tanpa memperhatikan kualitas untuk bisa memimpin. “Ini adalah pendidikan yang salah diajarkan oleh para pemimpin, jadi ketika mereka menjabat tentu tidak akan peduli dengan rakyat yang dipimpinnya karena sibuk mencari cari untuk mengganti uang yang telah dikeluarkan ketika pemilihan,” jelasnya.
Ia berharap masyarakat bisa pintar dalam memilih seorang pemimpin, bukan hanya karena melihat uang yang diberikan tapi benar-benar bisa mengayomi dan memperhatikan rakyat yang dipimpinnya. “Jangan hanya karena uang Rp100 ribu atau Rp200 ribu kemudian menjual haknya untuk memilih pemimpin. Ini yang salah dan harus segera dirubah agar moral bangsa ini bisa membaik,” katanya.
Rumantir sendiri mengaku lebih fokus pada kaum muda agar bisa sadar dengan pendidikan politik yang diterapkan saat ini yang sangat tidak mendidik. “Saya harap kedepannya masyarakat Sulut jangan mau disuap hanya untuk kepentingan seorang calon pemimpin,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Calon DPD Dapil Sulut, Maya Rumantir menyatakan moral bangsa Indonesia sangat merosot dan itu tak dapat dipungkiri. Hal ini ditadai dengan kasus korupsi kian menggurita di Negara ini yang melibatkan para pejabat yang notabene adalah pilihan masyarakat Indonesia.
“Makanya setiap pelayanan saya selalu membawa semangat kebangsaan dengan membagi-bagikan bendera merah putih agar bisa menumbuhkan semangat untuk mempebaiki bangsa ini,” kata Rumantir, Senin (30/12/2013).
Menurutnya, cara memilih pemimpin saat ini hanya berdarkan pada siapa yang mampu memberikan uang banyak tanpa memperhatikan kualitas untuk bisa memimpin. “Ini adalah pendidikan yang salah diajarkan oleh para pemimpin, jadi ketika mereka menjabat tentu tidak akan peduli dengan rakyat yang dipimpinnya karena sibuk mencari cari untuk mengganti uang yang telah dikeluarkan ketika pemilihan,” jelasnya.
Ia berharap masyarakat bisa pintar dalam memilih seorang pemimpin, bukan hanya karena melihat uang yang diberikan tapi benar-benar bisa mengayomi dan memperhatikan rakyat yang dipimpinnya. “Jangan hanya karena uang Rp100 ribu atau Rp200 ribu kemudian menjual haknya untuk memilih pemimpin. Ini yang salah dan harus segera dirubah agar moral bangsa ini bisa membaik,” katanya.
Rumantir sendiri mengaku lebih fokus pada kaum muda agar bisa sadar dengan pendidikan politik yang diterapkan saat ini yang sangat tidak mendidik. “Saya harap kedepannya masyarakat Sulut jangan mau disuap hanya untuk kepentingan seorang calon pemimpin,” katanya.(abinenobm)