Manado — Setelah Ibadah syukur pembangunan makam pada tanggal 28 Maret 2021, peringatan empat puluh hari kepergian Dr. Sinyo Harry Sarundajang ditutup secara paripurna dengan gelaran S.H. Sarundajang Memorial Lecture pada tanggal 29 Maret 2021.
Kuliah dilaksanakan secara luring dari Taman Sarundajang dengan penerapan protokol kesehatan dan daring melalui zoom dan Youtube Channel UGM.
“Memorial Lecture ini digagas oleh UGM, bertujuan untuk mengenang kontribusi keilmuan almarhum di bidang Geostrategi,” kata Dr. Pri Utami.
Memorial Lecture kali ini terkait dengan energi terbarukan yang merupakan hasil pengembangan oleh Dr. Pri Utami yang berlatar belakang ilmu teknik geologi bersama Dr. S.H. Sarundajang yang berlatar belakang ilmu politik.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah
Didahului dengan tayangan video pengantar tentang macam-macam energi terbarukan, selanjutnya dipaparkan mengenai pengertian tentang geostrategi, bagaimana posisi Indonesia dalam percaturan politik global dan regional, isu global terkini tentang energi, dan bagaimana gambaran sektor energi Indonesia.
Kemudian dijelaskan tentang bagaimana peran energi terbarukan dalam mitigasi perubahan iklim seperti yang tertuang dalam Paris Agreement, dan bagaimana Kebijakan Energi Nasional (KEN) dimaknai sebagai bagian dari geostrategi.
Disoroti juga tentang bagaimana seharusnya sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
“Gambaran umum sektor energi di Rep. Filipina, Rep. Palau dan Rep. Kepulauan Marshall yang merupakan negara-negara akreditasi tempat Dubes Sarundajang bertugas (2018 – 2021) juga dikupas,” jelas Dr. Pri Utami.
Menurutnya, Pandemi Covid-19 yang memukul semua sektor justru harus dipandang sebagai momentum yang menyadarkan manusia akan perlunya lingkungan yang bersih, yang hanya dapat dicapai jika kita memakai energi bersih.
Terakhir dibahas mengenai pelaksanaan diplomasi energi Indonesia.
Diikuti Banyak Peserta
Terdapat sekitar 160 peserta daring yang berasal dari kalangan akademik (mahasiswa dan dosen Universitas Gadjah Mada, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Manado, Universitas Hassanuddin, Universitas Muslim Makassar, Universitas Negeri Padjajaran, serta guru-guru), Kedutaan Besar RI di Manila, pegawai pemerintahan, pegiat energi terbarukan, dan masyarakat umum.
Diskusi dari lokasi bersama Dr. Pri Utami dan dipandu oleh Dr. Khasani dari Yogyakarta berlangsung hangat, di mana terjadi pertukaran pendapat dengan kesimpulan antara lain:
(1) perlunya strategi pembangunan yang berjangka panjang yang berorientasi untuk kelestarian lingkungan;
(2) perlunya peningkatan komitmen politik yang tercermin pada regulasi dan kebijakan yang saling mendukung untuk kemajuan energi terbarukan;
(3) dukungan bagi pengembangan sains dan teknologi untuk eksplorasi dan optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan;
(5) peningkatan peran wanita dalam mendorong penggunaan energi terbarukan. Peserta luring berasal dari keluarga, kerabat, dan perwakilan Pemerintah Daerah.
“Peserta dari Sulut pada umumnya mengharapkan agar bentuk-bentuk energi terbarukan di Sulut selain panas bumi misalnya arus laut, juga dikembangkan,” kata Dr. Pri Utami.
Dr. Pri Utami menambahkan, selain tercukupinya kebutuhan listrik dari panas bumi, masyarakat juga menginginkan bimbingan dari pihak-pihak yang berkompeten dan dukungan Pemerintah Daerah untuk dapat menikmati keberadaan panas bumi secara langsung.
Misalnya, dalam pengolahan produk-produk pertanian seperti kacang Kawangkoan dan hasil bumi lainnya, serta dalam pengembangan pariwisata berbasis panas bumi.
Para guru mengharapkan adanya peran aktif kampus untuk membantu mengembangkan muatan edukasi tentang energi terbarukan bagi siswa sekolah.
“Terima kasih atas kegiatan yang digagas oleh UGM ini, semoga bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Vanda Sarundajang didampingi Ibu Deetje Sarundajang Laoh Tambuwun dalam sambutan keluarga.
Keluarga berharap bahwa S.H. Sarundajang Memorial Lecture dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan mengangkat bidang-bidang keilmuan lainnya yang terkait dengan geostrategi.
(rds)
Baca juga: