Manado – Usai melakukan aksi demo di rektorat Unsrat, ratusan masyarakat dan mahasiswa Papua mendatangi kantor DPRD Sulut, Rabu (16/10) siang. Menarik pada aksi yang diterima anggota DPRD Paul Tirayoh, Benny Rhamdani dan Lexie Solang, diungkapkan bahwa mahasiswa Papua sering menerima intimidasi berupa ancaman teror dan sweeping.
“Kami sering menerima intimidasi dari oknum-oknum tertentu. Ada teror dan sweeping ke asrama-asrama mahasiswa dan masyarakat Papua tanpa maksud dan tujuan jelas dari orang-orang yang tidak bertanggung-jawab,” teriak Hiskia Meage, koordinator aksi.
Untuk itu pendemo meminta pemerintah provinsi memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa dan masyarakat Papua di Sulawesi Utara.
“Jika terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan bagi masyarakat, mahasiswa, pelajar dan pemuda asal Papua, maka kami siap meninggalkan kota studi di Sulawesi Utara, dan siap kuliah di tanah air kami sendiri yaitu tanah Papua,” tegas Hiskia.
Mendengar aspirasi pendemo, Paul Tirayoh, Benny Rhamdani dan Lexie Solang berjanji akan meneruskan serta melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi. “Kami akan koordinasikan ini dengan pemerintah provinsi,” jelas Tirayoh. (Jerry)
Manado – Usai melakukan aksi demo di rektorat Unsrat, ratusan masyarakat dan mahasiswa Papua mendatangi kantor DPRD Sulut, Rabu (16/10) siang. Menarik pada aksi yang diterima anggota DPRD Paul Tirayoh, Benny Rhamdani dan Lexie Solang, diungkapkan bahwa mahasiswa Papua sering menerima intimidasi berupa ancaman teror dan sweeping.
“Kami sering menerima intimidasi dari oknum-oknum tertentu. Ada teror dan sweeping ke asrama-asrama mahasiswa dan masyarakat Papua tanpa maksud dan tujuan jelas dari orang-orang yang tidak bertanggung-jawab,” teriak Hiskia Meage, koordinator aksi.
Untuk itu pendemo meminta pemerintah provinsi memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa dan masyarakat Papua di Sulawesi Utara.
“Jika terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan bagi masyarakat, mahasiswa, pelajar dan pemuda asal Papua, maka kami siap meninggalkan kota studi di Sulawesi Utara, dan siap kuliah di tanah air kami sendiri yaitu tanah Papua,” tegas Hiskia.
Mendengar aspirasi pendemo, Paul Tirayoh, Benny Rhamdani dan Lexie Solang berjanji akan meneruskan serta melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi. “Kami akan koordinasikan ini dengan pemerintah provinsi,” jelas Tirayoh. (Jerry)